REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- UNBK SMA di Kota Yogyakarta sempat terganggu akibat mati listrik yang terjadi jelang berakhirnya pelaksaan hari pertama di sejumlah sekolah. Selain itu, ada setidaknya delapan sekolah yang harus meminjam tempat di SMK-SMK untuk menggelar UNBK.
Kepala Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta, Suhartanti mengatakan, total ada 42 SMA maupun MA yang melaksanakan UNBK. Sebanyak 34 sekolah mengadakan secara mandiri, sedangkan delapan lainnya harus bergabung atau meminjam tempat.
"Yang siswanya di bawah 20 bergabung, kemudian ada yang di atas 20 tapi peralatannya tidak ada pinjam, menggunakan (peralatan) di SMK," kata Suhartanti.
Ia menuturkan, SMA-SMA yang menumpang atau bergabung ujian di SMK-SMK di antaranya SMA Gadjah Mada, Bhineka Tunggal Ika, Gotong Royong, Perak, Bokpri 3, Sultan Agung Agung, Tujuh Belas dan SMA Budi Luhur.
Suhartanti mengatakan, setidaknya ada tiga sekolah menengah kejuruan yang digunakan sebagai alternatif pelaksanaan UNBK SMA tersebut. Mulai dari SMK 1, SMK Taman Siswa maupun SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
"Ini tidak mengganggu karena dilaksanakan di laboratorium (lab) komputer," ujar Suhartanti.
Untuk UNBK SMA kali ini, ia menjelaskan, jumlah siswa yang mengikuti ujian sebanyak 6.102 siswa SMA, dan 842 siswa Madrasah Aliyah yang berasal dari lima MA. Dari lima MA terdapat empat yang menggelar UNBK mandiri, sedang satu MA meminjam temapt di SMK Muhammadiyah 3.
Tahun ini, ada pula siswa inklusi (difabel rungu) yang berada di SMA Muhammadiyah 4. Walau untuk sesi listening Bahasa Inggris siswa tersebut menggunakan teks untuk mengejakannya, secara umum pelaksanaanya berjalan lancar.
Sedangkan, teknis pengawasan hampir sama dengan pengawasan UNBK SMA yaitu melalui silang murni. Monitoring akan terus dilakukan untuk semua sesi termasuk mengumpulkan laporan kepala-kepala sekolah maupun monitoring di Dikpora DIY.
"Berdasarkan laporan tidak ada masalah dan tingkat kehadirannya sempurna, artinya tidak ada yang tidak hadir di sesi pertama," kata Suhartanti.