Ahad 22 Apr 2018 08:52 WIB

Seribu 'Dewi’ akan Dongkrak Ekonomi Warga Jatim

Jawa Timur memiliki banyak situs bersejarah yang bisa disinergikan dengan desa wisata

Red: Joko Sadewo
Cawagub Pilkada Jatim Puti Guntur Soekarno saat mengunjungi Candi Pari, Porong, Jawa Timur
Foto: istimewa/humas puti
Cawagub Pilkada Jatim Puti Guntur Soekarno saat mengunjungi Candi Pari, Porong, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO - Desa wisata menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno. Ia ingin terus mendorong tumbuhnya desa wisata dan juga situs-situs bersejarah.

“Salah satunya adalah candi atau bangunan pubakala lain. Jawa Timur menyimpan banyak situs sejarah, karena pada masa lalu di provinsi ini pernah berjaya kerajaan-kerajaan seperti Kahuripan, Singasari, Majapahit, Blambangan, dan sebagainya,” kata Puti Guntur,  dalam siaran persnya, Ahad (22/4) 

 

Desa wisata, kata dia, biasanya diangkat dengan basis situs bangunan masa lalu, seni kebudayaan, kehidupan adat istiadat dan daya tarik alam.  “Kemarin saya mengunjungi Candi Pari di Sidoarjo, peninggalan Majapahit di era Raja Hayamwuruk. Kawasan itu bisa tumbuh menjadi desa wisata,” kata Puti Guntur.

 

Salah satu perhatian mantan anggota DPR Komisi Pariwisata itu, menurut pengakuannya, setiap kampanye ke daerah adalah mengenali potensi wisata. Ia juga aktif bertemu dengan kelompok-kelompok sadar wisata.

 

“Generasi milenial menyukai travelling, eksplorasi dan road trip. Candi-candi di Jatim bisa dirangkai menjadi paket perjalanan. Di Blitar ada Candi Penataran. Di Malang masih terawat sejumlah candi. Begitu pula di Mojokerto, pusat Majapahit. Juga di beberapa daerah lain,” kata Puti.

 

Dengan mengunjungi candi, kata Puti, generasi milenial dan masyarakat pada umumnya tidak hanya mengenang kejayaan masa lalu, tetapi juga mengenali falsafah, sejarah, dan kebijaksanaan nenek moyang.

 

“Karena candi di masa lalu dibangun oleh pemerintah kerajaan, dengan tujuan atau momentum tertentu, termasuk kepentingan spiritual,” kata cucu Bung Karno itu.

 

Bersama Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Puti telah menyusun program kerja “Seribu Dewi” atau Seribu Desa Wisata. Program ini disusun untuk mengangkat potensi wisata lokal dan mengungkit ekonomi baru di masyarakat.

“Salah satu isinya, kita bikin model gaya baru membantu pemasaran desa wisata. Misalnya candi, kita bisa manfaatkan teknologi augmented reality atau AR berbasis aplikasi interaktif, yang memadukan obyek virtual berupa teks, gambar, animasi ke dunia nyata. Ini mudah untuk menyasar kaum milenial. Bisa juga untuk pembelajaran di sekolah,” ujar dosen tamu di Kokushikan University Jepang tersebut.

 

Desa-desa wisata, kata Puti, nantinya akan terhubung dengan pusat-pusat ekonomi sekitarnya. Sejumlah desa wisata, misalnya, begitu areanya dibuka dan dipopulerkan, akan mengungkit pergerakan ekonomi warga setempat.

 

“Sekarang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, media sosial, social messenger, desa-desa wisata bisa cepat dikabarkan dan diketahui masyarakat luas. Tentu fasilitas dan kapasitas kelompok warga pengelolanya juga kita tingkatkan,” kata Puti.

 

Candi Pari yang dikunjungi Puti Guntur terletak di Porong, Sidoarjo. Candi ini peninggalan Hayamwuruk, raja terbesar Majapahit.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍۗ مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِنْۢ بَعْدِ صَلٰوةِ الْعِشَاۤءِۗ ثَلٰثُ عَوْرٰتٍ لَّكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّۗ طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan) yaitu, sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. An-Nur ayat 58)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement