Ahad 22 Apr 2018 11:14 WIB

Pelajar SMA Mataram Meninggal di Gunung Rinjani

Korban meninggal dunia diduga akibat kelelahan.

Menikmati  Gunung Rinjani dari Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok.   (Republika/ Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/ Wihdan
Menikmati Gunung Rinjani dari Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok. (Republika/ Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pelajar SMAN 7 Mataram Fahrurrozi (19 tahun) meninggal dunia ketika dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (21/4), sekitar pukul 13.15 Wita.

Kepala Resort Sembalun, Balai Taman Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Taufikurrahman, ketika dihubungi dari Mataram, Ahad (22/4), mengatakan korban meninggal dunia diduga akibat kelelahan dan mengalami kaki keram disertai muntah darah dan kejang-kejang.

"Jenazah korban sudah dipulangkan ke rumah duka di Kelurahan Punia Saba, Kota Mataram, pada Sabtu (21/4), sekitar pukul 17.30 Wita. Kondisinya sempat diperiksa oleh dokter yang kebetulan berada di pos dua pendakian," katanya.

Pelajar yang tinggal menunggu pengumuman kelulusan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) itu, melakukan pendakian bersama tujuh rekannya, yakni Andre Yani, Zulkifli, Aldi, Zail, Ilham, Gilang, dan Wiwin. Mereka berangkat melalui Sembalun (Bawak Nao), Kabupaten Lombok Timur, sejak 18 April 2018 dengan program pendakian tiga malam.

Informasi yang diperoleh dari rekan korban, ketika tiba di antara pos dua dan tiga pendakian yang jaraknya sekitar lima kilometer dari pintu masuk pendakian Sembalun, korban tiba-tiba mengalami keram disertai menggigil. Petugas yang berada di Pos Pelawangan dan pos dua kemudian memberikan informasi ke BTNGR melalui Resort Sembalun.

"Kami langsung mengirimkan dokter dan perawat untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban yang sudah berada di pos dua pendakian. Namun, korban tidak bisa tertolong," ujarnya.

Jenazah korban kemudian dibawa turun ke Sembalun, oleh tim dari BNTGR, bersama TNI Angkatan Darat dan anggota Polsek Sembalun, serta Edelweis Medical Help Center (EMHC) melalui Bawak Nao. BTNGR mencatat jumlah kecelakaan pengunjung pada 2017 sebanyak 55 kejadian. Kecelakaan terdiri atas 38 kali terjadi di jalur pendakian Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dan 17 kali terjadi di jalur Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Dari total kejadian kecelakaan pengunjung, sebanyak tiga orang meninggal dunia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement