REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan Wali Kota New York dan miliarder Michael Bloomberg menyumbangkan 4,5 juta dolar AS untuk menutup komitmen finansial Amerika Serikat (AS) dalam mendukung Paris Climate Agreement. Langkah Bloomberg ini sekaligus menyindir sikap Presiden Donald Trump yang menjauh dari kesepakatan itu. Pada 2017 lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan, AS mundur dari kesepakatan Paris Climate Agreement yang sebelumnya ditandatangani oleh Barack Obama.
Bloomberg mengatakan, sumbangan dana ini diharapkan dapat membuat Presiden Trump berubah pikiran sehingga AS bisa kembali bergabung dengan kesepakatan Paris Climate Agreement. Hal ini disampaikan oleh Bloomberg ketika berbicara tentang Hari Bumi.
"Amerika membuat komitmen, dan sebagai orang Amerika jika pemerintah tidak bisa melakukannya maka menjadi tanggung jawab kita. Saya bisa melakukannya, dan saya akan mengirim uang yang dijanjikan Amerika kepada organisasi tersebut," ujar Bloomberg dilansir The Guardian, Senin (23/4).
Bloomberg berpendapat, Presiden Trump harus bisa membuka pikiran dan menerima pendapat dari orang lain. Adapun Amerika telah menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,dan membantu dunia dalam mengantisipasi potensi bencana.
"Yang saya tahu adalah Amerika akan memenuhi komitmennya pada 2025 untuk mengurangi gas rumah kaca, jika kita melakukannya dengan mudah, maka negara-negara lain juga akan ikut melakukannya," kata Bloomberg.
Bloomberg mengaku akan terus memberikan sumbangan dana kepada Paris Climate Agreement, jika pemerintah AS bersikukuh tidak mau kembali bergabung dengan kesepakatan tersebut. Sumbangan dana tersebut akan menjadi bagian dari program Bloomberg Philanthropies, yakni badan amal yang didirikannya.
"Yayasan kami akan menjunjung tinggi janji kami untuk menyumbang pendanaan kesepakatan iklim tersebut," kata Bloomberg.
Sebelumnya, Presiden Trump telah mengumumkan bahwa Amerikat Serikat mundur dari kesepakatan iklim Paris 2015. Langkah untuk merundingkan kesepakatan baru yang 'adil' yang tidak merugikan dunia usaha dan pekerja AS akan dimulai.
Trump menggambarkan kesepakatan Paris sebagai perjanjian yang ditujukan untuk memincangkan, merugikan, dan memiskinkan Amerika Serikat. Dia berpendapat kesepakatan akan menyebabkan kehilangan Produk Domestik Bruto sebesar 3 triliun dolar AS dan 6,5 juta lapangan kerja, sementara saingan ekonomi seperti Cina dan India mendapat perlakuan yang lebih baik.