REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjanjikan sebuah operasi militer baru guna memerangi milisi Kurdi di perbatasan Irak dan Suriah. Hal ini ia ungkapkan di depan ribuan pendukungnya di Istanbul pada Ahad (6/5).
"Dalam istilah baru, Turki akan menambahkan operasi (militer) baru ke operasi Euphrates Shield dan Olive Branch. Operasi berlanjut hingga tak ada satu pun teroris yang tersisa," kata Erdogan.
Pada Januari lalu, Turki menggelar operasi militer Olive Branch di Afrin, Suriah. Operasi ini secara khusus menargetkan beberapa kelompok milisi Kurdi yang menguasai daerah tersebut, antara lain Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), Partai Pekerja Kurdistan (PKK), Persatuan Komunitas Kurdistan (KCK), dan Persatuan Partai Demokratik Suriah (PYD).
Turki telah menanggap kelompok-kelompok tadi sebagai ancaman keamanan serius bagi zona perbatasannya. Pada Maret lalu, militer Turki pun berhasil memukul mundur kelompok milisi Kurdi dan menduduki Afrin. Hal ini ditandai dengan dikibarkannya bendera Turki di atas bangunan pemerintah di sana.
Operasi militer Turki, bagaimanapun, dikecam oleh Pemerintah Suriah. Suriah mengatakan serangan militer yang dilancarkan Turki di Afrin tidak hanya mengancam warga dan kesatuan wilayahnya, tapi juga memperpanjang perang di negara tersebut.
Suriah akhirnya mengirim dua surat kepada PBB yang berisi protes atas tindakan Turki. Damaskus menyebut pendudukan Turki atas Afrin merupakan sebuah tindakan ilegal.