REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Perumahan Gandasari, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, resah. Pasalnya, puluhan anak usia di bawah lima tahun di komplek tersebut terjangkit flu singapura. Penyebaran penyakit itu sangat cepat. Saat ini, yang terdata ada 21 balita diduga terinfeksi flu tersebut.
Prihatin (43 tahun) ibu rumah tangga, warga setempat mengatakan, putra bungsunya Arka Prabaswara yang baru berusia 15 bulan, terjangkit flu Singapura sejak sepekan terakhir. Gejala awalnya, anaknya itu terserang demam. Tapi cuma sehari. Lalu, timbul bintik-bintik merah di sejumlah titik. "Bintik merahnya di tangan, kaki, serta mulut. Kami jadi khawatir. Makanya, anak saya segera di bawa ke puskesmas. Kata dokter yang memeriksa, Arka terjangkit flu singapura," ujar Prihatin, kepada sejumlah media, Selasa (22/5).
Ternyata, sambung dia, penyakit yang menginfeksi putranya, juga dialami anak-anak lainnya di komplek tersebut. Bahkan, sedikitnya ada 21 anak di blok tersebut dengan gejala yang sama dengan Arka.
Karena kondisi ini, para orang tua merasa resah. Sebab, penyakit ini sangat cepat menular. Sasarannya kebanyakan anak-anak di bawah usia lima tahun. "Tapi kami sudah laporkan ke petugas puskesmas. Kami takut penyakit ini sama berbahayanya seperti difteri. Ternyata berbeda," ujar Prihatin.
Secara terpisah, Kasi Surveilan dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, dr Eva Listya Dewi, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan mengenai balita yang terjangkit flu singapura, di Perumahan Gandasari. Akan tetapi, penyakit ini tak perlu dikhawatirkan. Sebab, penyakit ini sudah umum terjadi di Purwakarta. Tapi, sebelumnya hanya sedikit. "Kalau yang di Perumahan Gandasari ini, dikabarkan lebih dari 21 anak. Tapi, pas kami cek ke lokasi yang benar-benar terjangkit flu Singapura hanya 11 anak," ujarnya.
Sedangkan selebihnya, anak yang terkena penyakit skabies. Dengan begitu, pihaknya menghimbau kepada warga untuk tidak resah. Sebab, penyakit ini berbeda dengan kasus difteri. Jika difteri, ditemukan satu pasien saja positif, maka kasusnya sudah kejadian luar biasa (KLB).
Sedangkan flu singapura, meskipun penderitanya sampai puluhan, statusnya masih biasa, bukan KLB. Karena penyakit ini tidak terlalu membahayakan. Bahkan tidak menyebabkan kematian. Kalaupun ada kematian, biasanya ada penyakit berat lainnya yang diderita pasien tersebut. "Sejauh ini, tidak ditemukan di Purwakarta ada pasien yang meninggal karena flu singapura ini. Karena, penyakit ini memang tak membahayakan," ujarnya.
Akan tetapi, penyakit yang disebabkan oleh virus ini memang membuat orang tua resah. Pasalnya, penyakit ini menimbulkan demam, lalu muncul bintik-bintik di tangan, kaki dan mulut. Bahkan, di langit-langit mulut.
Jika sudah keluar bintik-bintik kemerahan itu, sebaiknya si anak di isolasi terlebih dulu selama 14 hari. Sampai bintik merahnya hilang. Untuk demamnya bisa ditangani dengan obat penurun panas atau antibiotik. Untuk sariawan bisa diobati dengan obat dari dokter. "Jika anak kita terkena flu Singapura, sebaiknya pola makannya tetap terjaga. Badannya juga harus dibersihkan terus. Supaya tetap bersih dan virusnya cepat hilang," ujar Eva.