Jumat 01 Jun 2018 02:51 WIB

MUI Nilai Diplomasi dengan Israel Jebakan Politik

Hubungan diplomatik dengan Israel lebih banyak dampak buruknya.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Friska Yolanda
Israel
Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyidin Junaidi menyampaikan, menjadi sebuah jebakan politik kalau Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Meskipun, alasannya supaya Indonesia bisa lebih aktif memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

"Kenyataan di lapangan negara-negara Arab yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel juga tak bisa berbuat banyak bahkan mereka menyesali sikap kooperatif tersebut," kata KH Muhyidin kepada Republika.co.id, Kamis (31/5).

Menurutnya, membuka hubungan diplomatik dengan Israel lebih banyak dampak buruknya dibandingkan manfaatnya. Indonesia harus tetap istiqomah dan meneguhkan bahwa kemerdekaan Palestina adalah harga mati dan tidak dapat dinegosiasikan.

Dijelaskan dia, sedikitnya ada tujuh negara Arab yang punya hubungan diplomatik dengan Israel, baik secara parsial maupun menyeluruh, termasuk Turki. Alih-alih menguntungkan, hubungan diplomasi dengan Israel menjadi bumerang. "Israel menjadikan (hubungan diplomatik) sebagai senjata untuk menekan negara Muslim lainnya agar menjalin hubungan diplomatik dengan Yahudi Israel," ujarnya.

KH Muhyidin mengungkapkan, Majalah The Time edisi Mei 2018, menurunkan berita tentang sulitnya lapangan pekerjaan bagi orang Yahudi di Israel. Puluhan ribu warga Israel terpaksa hijrah ke Amerika Serikat dan Eropa untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

"Anehnya Perdana Menteri Israel ngotot untuk membangun puluhan ribu rumah bagi warga Yahudi di atas tanah Bangsa Arab (Palestina) yang dianeksasi secara sepihak," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement