REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU-PRINCE -- Perdana Menteri Haiti Jack Guy Lafontant mengundurkan diri pada Sabtu (14/7). Pengunduran diri Lafontant karena ia menghadapi mosi tak percaya setelah langkah diambil untuk mengurangi subsidi bahan bakar yang menyebabkan aksi protes di negara Karibia yang miskin itu.
Dalam pidato di Majelis Rendah yang disiarkan langsung di televisi, Lafontant membela kebijakannya tetapi mengatakan, Presiden Haiti Jovenel Moise telah menerima pengunduran dirinya. "Seperti saya sampaikan kepada Anda, saya melayani Republik," kata Lafontant.
Awal bulan ini, pemerintah Haiti mengumumkan pengurangan subsidi bahan bakar sebagai bagian dari persetujuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Langkah itu diterjemahkan menjadi kenaikan 38 persen harga bensin dan 47 persen harga diesel, yang memicu protes-protes.
Para pemerotes menghalangi jalan-jalan, menjarah toko-toko dan membakar mobil-mobil di Port-au-Prince, ibu kota Haiti. Unjuk rasa yang berubah jadi aksi kekerasan tersebut menyebabkan kedutaan-kedutaan tutup dan maskapai menangguhkan penerbangan ke Haiti selama beberapa hari.
Lafontant mengumumkan perubahan kebijakannya sementara dalam usaha meredakan demonstrasi tetapi protes-protes berlanjut.