Sabtu 21 Jul 2018 22:14 WIB

23 Rumah Rusak Akibat Gempa Solok

Satu orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Warga melihat sebuah rumah yang rusak akibat gempa, di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kec.Gunung Talang, Kab.Solok, Sumatra Barat, Sabtu (21/7). Gempa tektonik 5,5 Skala Richter mengakibatkan sejumlah rumah rusak berat dan retak serta menyebabkan seorang warga, Bustami (63) meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan rumahnya.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga melihat sebuah rumah yang rusak akibat gempa, di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kec.Gunung Talang, Kab.Solok, Sumatra Barat, Sabtu (21/7). Gempa tektonik 5,5 Skala Richter mengakibatkan sejumlah rumah rusak berat dan retak serta menyebabkan seorang warga, Bustami (63) meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan rumahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Data terkini yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Sumatra Barat, menyebutkan, 23 rumah mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan M 5,4 Skala Richter (SR) pada Sabtu (21/7) sore. Rinciannya, enam rumah mengalami rusak berat dan 17 lainnya rusak ringan. 

Sekretaris BPBD Solok, Edwar, menyebutkan kerusakan rumah paling banyak terjadi di Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan Gunung Talang. BPBD, lanjut Edwar, terus melakukan pendataan untuk mendapatkan angka pasti jumlah rumah rusak dan korban akibat gempa. 

"Petugas kami masih mendata di lapangan," jelas Edwar, Sabtu (21/7) petang. 

Sementara untuk korban jiwa, saat ini tercatat ada satu orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan, yakni Bustami Buyuang (63 tahun), warga Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang. Sementara di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, terdapat dua unit rumah rusak. 

BPBD Kabupaten Solok juga mencatat ada dua warga dari kedua rumah di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek yang menderita luka ringan. Kedua  korban, Bobi (7 tahun) dan Diah (16 tahun), dilaporkan tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa. 

BPBD Solok juga mengupayakan penyaluran logistik bagi korban yang membutuhkan. Gempa bumi pada Sabtu (21/7) yang termasuk tektonik dangkal ini juga dirasakan kuat di Kota Padang, Sumatra Barat. 

Pengunjung pusat perbelanjaan Plaza Andalas misalnya, berlarian menyelematkan diri sesaat setelah gempa terjadi. Jen (29 tahun), seorang warga Muaro Bungo, Provinsi Jambi juga mengaku merasakan getaran gempa. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau merilis, gempa sore ini terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatra (Sumatra Fault Zone) pada segmen Sumani. Hasil analisis mekanisme sumber, lanjutnya, menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar geser mendatar (Strike Slip).

Dampak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan antara lain di daerah Kota Padang dan Painan pada rentang I-II Skala Intensitas Gempa Bumi atau tingkat II-V MMI. Sesuai dengan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Gunungtalang pada tingkat II SIG BMKG (V MMI), Kota Padang II SIG BMKG (III-IV MMI), Bukittinggi II SIG BMKG (III MMI), Padang Panjang  dan Padang Pariaman I-II SIG BMKG (II-III MMI), dan Sawahlunto I SIG BMKG (II MMI). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement