Selasa 31 Jul 2018 15:12 WIB

169 Ribu Jiwa di Kabupaten Bandung Terancam Susah Air Bersih

Kekeringan akibat musim kemarau sudah terjadi sejak April lalu.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengungkapkan sebanyak 15 kecamatan di Kabupaten Bandung, dengan 58 desa terancam mengalami kekeringan akibat dampak musim kemarau. Selain itu, sebanyak 169 ribu jiwa berpotensi mengalami kesulitan air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Ahmad Djohara mengatakan saat ini tiga kecamatan yaitu Baleendah, Arjasari dan Banjaran sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih. Pihaknya akan segera mengirimkan tanki air bersih dengan kapasitas 5.000 sampai 15 ribu liter.

"Ada 58 desa di Kabupaten Bandung terancam kekeringan dan 169 ribu jiwa yang bisa terkena dampak kekeringan dan sulit air bersih," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (31/7).

Menurutnya, kekeringan akibat musim kemarau sudah terjadi sejak April lalu. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak kemarau akan terjadi pada akhir Juli, Agustus hingga September mendatang.

"Kita menerima surat dari BMKG, puncak kekeringan Agustus-September," ungkapnya. Ia menuturkan, data 15 Kecamatan yang terancam mengalami kekeringan merupakan data tahun lalu yang terkena kekeringan.

Ahmad Djohara mengatakan, saat ini pihaknya membuat surat edaran yang tinggal ditandatangani Sekretaris Daerah (Sekda) tentang permohonan data di tiap kecamatan seputar potensi kekeringan. Kemudian, setelah data terkumpul selanjutnya menyelenggarakan rapat dengan dinas terkait.

"Dalam rapat tersebut, kita akan meminta pertimbangan teknis. Jika, kekeringan makin meluas maka akan ditetapkan siaga darurat dan apabila semakin parah akan ditingkatkan menjadi tanggap darurat," katanya.

Ahmad Djohara mengatakan terkait tiga kecamatan yang mengusulkan permohonan bantuan air bersih berada di Baleendah, Manggahang RW 6 sampai 11 dan Arjasari, Desa Baros, delapan RW serta Banjaran.

"Ada yang meminta tanki air bersih dan dukungan dari PDAM dan Perkimtan bagus," katanya. Menurutnya, selain kekeringan juga terjadi retakan tanah di Arjasari dan Cipelah akibat musim kemarau dan sulit air bersih.

Ia menuturkan, di musim kemarau saat ini masyarakat diimbau agar mewaspadai angin puting beliung dan kebakaran. "Kami mengimbau tetap waspada dengan dihadapkan banyak kejadian," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement