REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Korban terdampak gempa bumi 6,9 Skala Richter (SR) di Sembalun Lawang, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, membutuhkan bantuan jaket, selimut dan tenda. Suhu di daerah tersebut bisa mencapai 10 derajat Celcius. "Paling utama yang dibutuhkan oleh warga yang mengungsi adalah jaket, selimut dan tenda," kata tokoh pemuda Sembalun Lawang, Rosidin Sembahulun Selasa (21/8) malam.
Terlebih lagi, kata dia, diperkirakan pada September 2018 kawasan tersebut sudah memasuki musim hujan. Pada Selasa (21/8) sore, kawasan Sembalun diguyur hujan lebat pascaterjadi gempa bumi. Khususnya tenda, dia mengatakan, ukurannya minimal cukup untuk 5 kepala keluarga (KK) atau lebih. Pasalnya kalau mengandalkan terpal, daya tahannya tidak lama. "Sedangkan musim hujan akan berlangsung lama," katanya.
Penggunaan terpal juga hanya bersifat sementara dan tidak bisa melindungi warga dari hujan. "Tenda menjadi prioritas, kalau ada yang mau mendonasi kepada warga," tandasnya.
Baca: Sepinya Malam Takbiran di Sembalun
Cuaca di Sembalun Lawang yang menjadi pintu masuk awal pendakian ke Taman Nasional Gunung Rinjani ini, memang tergolong ekstrem. Lokasi Sembalun berada di ketinggian 1.100 Meter di atas Permukaan Laut (MdPL).
Kendati demikian, tidak sedikit pula warga yang membutuhkan terpal untuk tenda darurat, khususnya bagi warga yang ingin membuat tenda darurat di depan rumahnya masing-masing. "Terpal penting juga karena saat ini sulit sekali mendapatkan terpal. Terpal menjadi barang langka," kata Mumuh, salah seorang pemuda setempat.