Rabu 22 Aug 2018 14:15 WIB

Pengamat: Tak Tepat Kaitkan Asian Games dan Gempa Lombok

Asian Games bukan sekadar ajang olahraga, tetapi silaturahim bangsa-bangsa di Asia.

Hendri Satrio
Hendri Satrio

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Hendri Satrio menilai tidak tepat menghubungkan penyelenggaraan Asian Games dengan gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Apalagi, ia mengatakan, menuduh penyelenggaraan pesta olahraga Asian Games tersebut sebagai bentuk ketidakpedulian.

"Asian Games 2018 telah dirancang sejak beberapa tahun lalu," kata dosen politik Universitas Paramadina itu di Jakarta,Rabu (22/8).

Selain itu, pada upacara pembukaan Asian Games 2018, panitia melakukan mengheningkan cipta untuk korban bencana alam Lombok yang diikuti seluruh yang hadir di Gelora Bung Karno, tak terkecuali delegasi dari luar negeri. "Itu adalah bentuk perhatian dan dukungan seluruh negara peserta untuk mendukung Indonesia dan para korban bencana untuk bangkit kembali," katanya.

photo
Devile kontingen Palestina saat pembukaan Asian Games ke-18 tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno , Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8). (Antara)

Menurut dia, bangsa Indonesia harus bangga kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga negara-negara se-Asia setelah terakhir menjadi tuan rumah pada 1962 atau 56 tahun lalu. "Ini sangat luar biasa dan strategis buat Indonesia. Sangat banyak keuntungan yang bisa kita maksimalkan dari Asian Games 2018 baik itu secara ekonomi, budaya, sosial, politik, bahkan keagamaan," katanya.

Ia mengatakan Asian Games bukan sekadar ajang meraih prestasi olahraga, melainkan juga sarana silaturahim bangsa-bangsa di Asia. Melalui Asian Games 2018, negara-negara yang dilanda perang dan perang dingin seperti Arab Saudi, Yaman, Palestina, Suriah, Afghanistan, Korea Selatan, dan Korea Utara bisa bertemu di arena olahraga dengan semangat sportivitas dan fair play.

photo
Atlet taekwondo putri Indonesia Defia Rosmaniar melakukan selebrasi seusai meraih medali emas dalam cabang taekwondo nomor poomsae Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Ahad (19/8). (Republika)

Banyaknya atlet yang berhijab juga menjadi "kampanye" tersendiri bagi penghargaan atas keberagaman. Itu juga sebagai pesan bahwa hijab tak menghalangi perempuan untuk berprestasi.

"Lihat saja peraih medali emas pertama Indonesia yang menggunakan hijab, begitu juga peraih perak dari Iran. Intinya Asian Games 2018 sangat indah, tidak hanya menyajikan persaingan menjadi yang terbaik di arena, juga menyajikan harmoni keragaman bangsa-bangsa Asia," kata Hendri.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement