Kamis 23 Aug 2018 20:08 WIB

KPAI Harap Kasus Balita Merokok tak Terulang

RAF sering mengambil puntung rokok yang ada di depan rumah, kemudian diisapnya.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi rokok. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ilustrasi rokok. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Sukabumi menyoroti kasus balita 2,5 tahun yang merokok. Lembaga tersebut berharap kasus itu tidak terulang kembali di kemudian hari.

Balita yang diduga kecanduan merokok berinisial RAF merupakan putra dari pasangan Misbahudin (45 tahun) dan Maryati (35 tahun). Keduanya merupakan warga Kampung Pondok Anyar, Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

"Terkait kasus bocah perokok, KPAI sangat prihatin," ujar Ketua KPAI Kabupaten Sukabumi Dian Yulianto kepada wartawan, Kamis (23/8).

Dia berharap anak-anak di Kabupaten Sukabumi mendapatkan perhatian khusus dan layak. Dengan begitu, mereka terhindar dari berbagai pengaruh buruk, perlakuan kasar, dan pelecehan yang akhir-akhir ini marak terjadi. 

Dian mengatakan anak adalah peniru terbaik dari perilaku dari orang tua, saudara kandung, atau tetangga. Termasuk dalam meniru aktivitas merokok. Akibatnya, kata Dian, anak menganggap merokok adalah hal yang biasa dilakukan.

Selain itu, akses anak untuk mendapatkan rokok di Indonesia pada umumnya dinilai sangat mudah. Rokok mudah dibeli dimana saja dan harganya cukup murah.

KPAI berharap adanya dukungan keluarga dan lingkungan, khususnya dalam upaya rehabilitasi dan penyembuhan balita tersebut dari kecanduan merokok. Ayah kandung RAF, Misbahudin, mengatakan, anaknya memang sering kali mengambil puntung rokok yang ada di depan rumah.

"Biasanya langsung diisap oleh RAF," ujarnya.

Menurut Misbahudin, keluarga kini berupaya agar RAF tidak kecanduan rokok. Pasalnya kebiasaan tersebut dinilai merusak kesehatan.

Kebiasaan RAF merokok dimulai ketika dia sering mengambil puntung rokok yang ada di depan rumahnya. "Awalnya tidak merokok hanya melihat orang lain sepertinya enak,'' ujar nenek RAF Arsiti (67 tahun) kepada Republika.co.id.

Balita tersebut akhirnya mengisap puntung rokok dan terkadang memakan sisa rokok tersebut. Arsiti menyebut, cucunya kecanduan merokok.

Apabila tidak diberi rokok, RAF akan marah. "Kalau mau merokok biasanya baru dikasih karena marah,'' ujar Arsiti. Dalam sehari, RAF mengisap dua hingga tiga batang rokok.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement