REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar Ustaz Abdul Somad dilarang berceramah kembali menyeruak. Kali info tersebut datang langsung dari Ustaz Somad lewat akun Instagram-nya. Sosok yang juga akrab dipanggil UAS ini pun memutuskan untuk membatalkan ceramahnya di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta.
“Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang. Beban panitia yang semakin berat. Kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri,” kata Ustaz Abdul Somad melalui media sosial tersebut, yang telah dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (3/9).
Baca juga, Ormas Ini Minta Ustaz Somad Nyanyi Lagu Indonesia Raya.
Ustaz Somad memang tak menjelaskan secara detil alasan mengapa dia dilarang dan siapa pihak yang mengancam ceramahnya. Namun dari sebelum-sebelumnya, mereka yang tak sepakat umumnya mempertanyakan soal kecintaan Ustaz Somad terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada awal Desember 2017, ustaz asal Pekanbaru Riau itu diminta mengikrarkan janji dan sumpah setia di atas Alquran kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat itu Ustaz Somad ingin melakukan ceramah di Bali.
Ustaz Abdul Somad memberikan tausiyahnya saat acara MPR-RI Bersholawat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/8).
Pada akhir Juli 2018, ceramahnya di Semarang juga ditolak oleh sejumlah ormas. Penolakan tersebut disampaikan perwakilan ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN), FKPPI, Laskar Merah Putih, serta Banser NU Kota Semarang.
Baca juga, Ustaz Somad Kita Bukan Perang Lawan Israel, Cuman Ceramah.
Ketua Umum PGN Iwan Cahyono mengatakan, penolakan tersebut lebih disebabkan oleh sosok Abdul Somad yang terkait dengan HTI. "Ada keterlibatan eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam pelaksanaan kegiatan ini," katanya seperti dikutip kantor berita Antara, Jumat (27/7).
Bahkan, ia menegaskan, siap membubarkan pengajian tersebut jika nanti tidak ada kegiatan seperti menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya", termasuk jika Ustaz Abdul Somad tidak ikut menyanyi. "Kami akan datangi, lihat, dan merekam kegiatan itu detik per detik," katanya.
Ustaz Somad sudah berulangkali membantah kabar jika ia tak cinta NKRI. Ustaz Somad bahkan kerap diundang di depan petinggi negara untuk berceramah. Ia pernah diminta khusus untuk berceramah di Mabes TNI AD. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono turun tangan langsung untuk mendatangkan ustaz Somad pada Juni 2018 lalu.
"Biasanya saya yang mendatangi pejabat, tapi kali ini saya yang didatangi ke kamar, disambut, diajak berfoto. Kalau foto ini di-share akan menaikkan rating dan menghilangkan tuduhan-tuduhan radikal dan anti-NKRI dari orang-orang yang tidak kenal," tutur Ustaz Somad ketika itu.
Namun beragam undangan dan bantahan Ustaz Somad seperti tak berpengaruh terhadap para pembencinya. Apalagi Ustaz Somad sempat digadang-gadang menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto. Tawaran yang akhirnya ditolaknya.
Profesor Yunahar Ilyas ikut menanggapi hal tersebut. Figur yang kini memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengaku heran dengan adanya orang-orang yang berupaya meredam dakwah Ustaz Abdul Somad. Bahkan, dia menyebut upaya penolakan demikian sebagai persekusi.
“Saya heran, kok masih ada yang menolak UAS (Ustaz Abdul Somad)? Apa masalahnya? Tidak boleh ada persekusi kepada siapapun,” kata Yunahar Ilyas saat dihubungi, Senin (3/9). Ulama kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, itu juga mendesak pihak kepolisian untuk tampil terdepan dalam melindungi hak-hak segenap warga dalam menyuarakan pendapat di muka umum.
Baca juga, Meski Ikrarkan Cinta NKRI, Ustaz Somad Ditolak Ormas di Bali.
Berbagai persekusi seharusnya ditindak tegas secara hukum yang berlaku. Apalagi, sasaran persekusi tersebut adalah dakwah Islam yang tidak mungkin menimbulkan dampak destruktif di tengah masyarakat.
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Muhammad Cholil Nafis berharap Ustaz Somad bersilaturahim ke tokoh-tokoh ormas dan berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Tujuannya untuk silaturahim dan memberikan tabayun terkait hal-hal yang dilakukan masyarakat.
"Saya sarankan Ustaz Somad datang kepada Ketua Umum Muhammadiyah, Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Ketua Umum MUI untuk menjelaskan kesalahpahaman masyarakat," kata KH Cholil kepada Republika.co.id, Senin (3/9).
Ia menerangkan, Ustaz Somad sudah bisa di terima di Tentara Nasional Indonesia (TNI), tapi mungkin masih ada masyarakat yang salah paham terhadap Ustaz Somad. Kalau menjelaskan langsung ke masyarakat mungkin akan sulit, maka Ustaz Somad bisa datang ke tokoh-tokoh Islam di tingkat nasional dan daerah untuk menjelaskannya.
Pihak kepolisian hingga kini menyatakan belum menerima adanya laporan terkait intimidasi terhadap Ustaz Abdul Somad. "Dia yang mengancam siapa, saya belum dapat laporan apa pun. Bisa jadi yang mengancam itu orang yang tidak senang dengan dia, bisa jadi kelompok dia juga (yang mengancam) karena dia jadi capres tidak mau, sekarang diancam-ancam," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/9).