REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) meninjau keotentikan Tambang Batu Bara Ombilin (TBBO) Sawahlunto, Sumatera Barat. Situs bersejarah ini tengah dievaluasi sebagai Warisan Budaya Dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
"Penilaian fokus pada aspek otentisitas dan pengelolaan situs serta teknologi yang digunakan TBBO yang membuatnya unik dibanding situs-situs lain di dunia," kata Ketua Tim ICOMOS Sarah Janes di Padang, Senin (3/9).
ICOMOS adalah satu dari tiga organisasi penilai formal yang diberi mandat oleh UNESCO untuk melakukan evaluasi terhadap situs-situs yang diusulkan menjadi Warisan Budaya Dunia. Sarah menyebutkan ICOMOS akan melihat fakta-fakta di lapangan, pengelolaannya, pihak-pihak yang terkait, bagaimana koordinasinya dan telah sejauh mana, integritas, komitmen, otentisitas, melihat batasan-batasan daerah TBBO.
Selain itu juga akan dilihat teknis penambangannya, untuk menilai teknologi yang digunakan yang membuatnya unik di antara situs lain di dunia. Hasil penilaian itu nantinya akan dijadikan pertimbangan utama UNESCO untuk memutuskan apakah TBBO patut ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia.
"Saya menyadari penominasian ini merupakan buah komitmen dan pengerahan sumber daya dari banyak pihak. Saya harap setelah kunjungan singkat kami ini, TBBO semakin dekat dengan tujuan dan situs ini menjadi warisan budaya dunia," ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti mengatakan upaya menjadikan TBBO jadi Warisan Budaya Dunia telah melewati proses panjang sejak empat tahun lalu. Hari ini ICOMOS langsung turun untuk melakukan evaluasi. "Mudah-mudahan ini menjadi evaluasi terakhir dan situs bisa segera ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia," katanya.
Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar Nurmatias, mengungkapkan tim ICOMOS akan mengunjungi sejumlah titik yang terkait dengan seluruh proses produksi dan distribusi batu bara dan akses-akses transportasinya di, dan dari Kota Sawahlunto ke Teluk Bayur. Titik yang dikunjungi di antaranya Silo Teluk Bayur, Stasiun Kayu Tanam, Jembatan Tinggi di perbatasan Kota Padang Panjang-Padang Pariaman, dan Stasiun Solok, Sungai Lasi.
Titik itu bisa menggambarkan seluruh keunikan historis dan teknis TBBO dari hulu hingga hilir. "Ini membuktikan manfaat penetapan TBBO jadi Warisan Budaya Dunia tidak hanya untuk Sawahlunto, tetapi juga berkontribusi untuk wilayah lain di Sumbar," ucapnya.
Ia berharap Pemprov Sumbar bisa mengkoordinasikan kabupaten/kota yang tercakup dalam kawasan TBBO, yaitu Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di kesempatan yang sama menyebutkan agar seluruh pihak, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberi dukungan penuh agar TBBO benar-benar dapat menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia yang diakui UNESCO. "Sawahlunto tentu tidak mungkin sendiri tanpa bantuan daerah tetangga," ujarnya.