REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pencetakan naskah soal ujian nasional sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah di 11 provinsi di akhirnya didistribusikan kepada tiga perusahaan lain.
Awalnya, pencetakan naskah soal di 11 provinsi tersebut dipegang oleh PT Ghalia. Namun, karena dinilai tidak sanggup menyelesaikan tugasnya tepat waktu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil alih untuk diteruskan ke tiga percetakan. "Kita tidak mau terjebak dalam polemik yang lalu. Setelah memetakan, akar masalah ada di percetakan, maka diputuskan demikian," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh saat konferensi pers, Ahad (21/4).
Keputusan tersebut, lanjutnya, telah diambil pada Senin malam (15/4). Ia mengakui jika tugas percetakan tersebut tetap dipegang PT Ghalia, tidak akan selesai tepat waktu.
Tiga percetakan yang dikenai tanggung jawab itu adalah PT Pura Barutama, PT Temprina dan PT Jasuindo Tiga Perkasa. PT Pura Barutama menangani pencetakan soal untuk Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat dan Gorontalo.
PT Temprina menangani provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. PT Jasuindo Tiga Perkasa menangani NTT dan NTB. Sedangkan PT Ghalia hanya mencetak soal untuk provinsi Bali.
UN di 11 provinsi tersebut diikuti 625.830 siswa. UN tahun ini diikuti 3.717.498 siswa. Mereka tersebar di 51.163 sekolah. Ruangan yang digunakan untuk ujian sebanyak 208.633 dengan jumlah pengawas 417.266. Empat mata pelajaran akan diujikan pada 22-25 April.