Ahad 08 Feb 2015 16:55 WIB

SMPIT Bina Insan Unggul Ajarkan Dasar-Dasar Kitab Kuning

Rep: Joko Suceno/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto: Antara
Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --  Tak banyak sekolah formal berbasis agama Islam, apalagi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang mengajarkan tentang kitab kuning.  Namun SMP Islam Terpadu (SMPIT) Bina Insan Unggul mulai mengajarkan dasar-dasar ilmu kitab kuning kepada para siswanya.

Menurut Wikipedia, kitab kuning, dalam pendidikan agama Islam,  merujuk kepada kitab-kitab  tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam (diraasah al-islamiyyah). Kitab kuning atau kitab gundul karena tak memiliki harakat, biasanya diajarkan di pondok-pondok pesantren. Yang dipelajari mulai dari fikih, akidah, akhlak/tasawuf, tata bahasa Arab, hadist, tafsir, hingga ilmu social.

Menurut Kepala Sekolah SMPIT Bina Insan Unggul (BIU), Yuliana, SIP, dasar-dasar kitab kuning sengaja diajarkan kepada siswa sekolah ini agar mereka memiliki ilmu dasar tentang kitab gundul ini. Pelajaran kitab kuning mulai diberikan mulai semester ini kepada siswa kelas tiga.

Pelajaran ilmu ini, imbuh dia, memang baru pertama kali diterapkan. Ia berharap mulai tahun ini pelajaran tersebut bisa diterima oleh siswa kelas satu hingga tiga. ‘’Awalnya kita terapkan kepada siswa kelas tiga. Namun selanjutnya akan diterapkan kepada sleuruh siswa mulai dari kelas satu,’’ujar dia.

Selain kitab kuning, sambung Yuliana, siswa di sekolah ini pun mendapatkan pelajaran pendidikan agama islam lainnya seperti tahfidz Alquran. Menghafal Alquran ini, imbuh dia, menjadi pelajaran wajib yang diberikan peda siswa. Salah satu target yang harus dicapai oleh setiap siswa dalam pelajaran ini yaitu mampu menghafal dua juz selama mereka menempuh pendidikan di sekolah ini. Pelajaran tahfidz Alquran, sambung Yuliana, diajarkan hari Selasa hingga Kamis.

‘’Saat mereka lulus nanti wajib hafal dua juz Alquran,’’imbuhnya dia.

Selain tahfidz Alquran, kata Yuliana, siswa pun mendapatkan pelajaran bahasa Arab, pelajaran bahasa Arab ini, kata dia, disampaikan kepada siswa mulai dari kelas satu hingga kelas tiga. Selain dipelajari, siswa juga diwajibkan melakukan percakapan dengan bahasa Arab. Harapannya, mereka bisa mengucapkan bahasa tersebut secara benar. N jok

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement