REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan mengatakan, pelaksaan ujian nasional berbasis komputer memiliki efisiensi tinggi dibandingkan ujian nasional biasa. Ujian berbasis komputer ini jauh lebih sederhana baik dari sisi teknis maupun sumber daya manusianya.
"Karena (UN biasa) melibatkan orang ratusan ribu untuk pengawas dan pendistribusian soal, karena itu penyederhanaan itu kita rencanakan pada tahun-tahun ke depan, dan tahun ini uji coba dulu," ujar Anies di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Sabtu (28/2).
Anies juga mengatakan, pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer akan mulai diujicobakan di sekolah yang memiliki kesiapan saja. Saat ini ada sekitar 500 sekolah di Indonesia yang telah menyatakan kesiapannya untuk mengujicobakan UN berbasis komputer.
"500 sekolah, SMA dan SMK tapi mayoritas SMK, karena SMK memiliki fasilitas sekolah lebih lengkap, dan hanya sekolah yang bersedia, bukan yang ditunjuk," ujarnya.
Ditambahkan Anies, penyederhanaan harus diujicobakan dulu untuk mengantisipasi dan persiapan. Kedepan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer diharapkan bisa diterima di seluruh Indonesia.
"Pengalaman kemarin, kita tidak mau melakukan kebjiakan baru tanpa ada ujicoba, tanpa masukan dari lapangan, makanya kita bikin gitu, sehingga nanti pas kita laksanakan bisa bertahap dan siap," kata mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.