REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sejumlah sekolah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang diusulkan untuk mengikuti ujian nasional (UN) secara "online" ada yang belum siap karena sarana dan prasarananya kurang memadai.
Kepala SMPN 1 Kudus Akhsan Noor di Kudus, Selasa, mengakui sekolahnya memang diusulkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kudus untuk mengikuti UN secara "online".
Akan tetapi, kata dia, setelah dilakukan verfikasi oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendikbud memang ada kekurangan. Di antaranya, kata dia, dari 20 unit komputer yang dimiliki belum seluruhnya bisa dioperasikan.
Selain itu, lanjut dia, "server"-nya juga belum ada sehingga masih perlu menunggu pengadaan pada tahun ini.
"Agar bisa mendukung pelaksanaan UN 'online', tentunya komputer yang diperlukan perlu diperbanyak," ujarnya.
Dengan asumsi jumlah siswa yang hendak mengikuti UN sebanyak 226 siswa, kata dia, minimal butuh 80 unit komputer. Jumlah tersebut, kata dia, masih perlu ditambah dengan komputer cadangan untuk antisipasi komputer yang mengalami kerusakan atau permasalahan lain ketika pelaksanaan ujian.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kudus Hartono mengakui di Kudus memang diusulkan tiga sekolah untuk mengikuti UN "online". Ketiga sekolah tersebut, yakni SMPN 1 dan SMPN 2 Kudus, serta SMK Assa'idiyyah Kudus.
Beberapa waktu lalu, kata dia, tim dari Pustekkom Kemendikbud memang melakukan verifikasi terhadap ketiga sekolah tersebut guna memastikan kelayakannya mengikuti UN "online".
"Hingga kini, kami memang belum mendapatkan surat resmi dari Pustekkom Kemendikbud terkait hasil verifikasi terhadap ketiga sekolah tersebut," ujarnya.
Apabila tidak memenuhi persyaratan, kata dia, tidak bisa dipaksakan karena syarat utamanya memang harus didukung sarana dan prasarana yang memadai agar siswanya bisa mengerjakan UN secara "online" tanpa kendala.