REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai hari Senin (13/4) hingga Rabu (15/4), seluruh murid SMA dan sederajat tingkat akhir akan mengikuti Ujian Nasional (UN) 2015. UN ini akan dilaksanakan secara serentak. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mulai dari UN 2015, gelaran tahunan ini tidak lagi sebagai penentu kelulusan seorang murid.
Oleh karena itu, kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam, pihaknya telah mengimbau seluruh murid untuk menjauhi sikap curang, baik dalam bentuk menyontek catatan atau bekerja sama dengan teman-teman sekelas ketika ujian nanti.
"Kita imbau kepada siswa, (UN) ini tidak lagi buat (syarat) kelulusan. Jadi jangan terlalu takut dan lantas menggunakan segala cara untuk mendapat nilai baik. Dari sontekan dan sebagainya," tutur Nizam saat dihubungi, Jumat (10/4).
Di tiap sekolah penyelenggara UN pun, tegas Nizam, akan ada tim pengawas. Namun, lanjut Nizam, yang terpenting bukanlah seberapa ketat pengawasan oleh tim maupun guru. Sebab, yang diminta adalah kejujuran setiap murid peserta UN. Lebih lanjut, ujar Nizam, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sudah menyiapkan adanya indeks integritas. Alat rumusan ini akan berguna untuk mengukur tingkat kejujuran dan juga kecurangan.
"Pak Menteri juga sudah menyiapkan adanya indeks integritas. Jadi diukur tingkat kejujuran tiap sekolah. Itu akan dilaporkan ke tiap sekolah," pungkasnya. Sayangnya, ketika ditanya tentang kriteria-kriteria dalam indeks itu, Nizam hanya menyebut, ada banyak.