REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan, adanya indeks integritas yang diterapkan pada pelaksanaan Ujian Nasional dapat mendorong perubahan revolusi mental.
Pasalnya, program itu diterapkan untuk memacu pendidikan Indonesia agar tidak lagi berfokus pada progress keberhasilan. Melainkan, proses dalam mencapai keberhasilan dengan mengutamakan kejujuran.
"Mengingat, kecurangan terjadi bukan karena banyak orang jahat. Tapi, banyak orang jujur yang hanya mendiamkan dan berdiam diri saja kecurangan itu," jelas Menteri Pendidikan dsm Kebudayaan (Mendikbud), Selasa (14/4).
Ia melanjutkan, indeks integritas itu akan menunjukan seberapa besar sekolah jujur dalam menjalankan UN. Ini merupakan bentuk perubahan yang belum pernah ada pada tahun-tahun sebelum.
Oleh karenanya, Mendikbud menghimbau agar masyarakat tidak lagi diam dan mendiamkan kecurangan yang terjadi itu. "Karena, sekarang, semua bentuk kecurangan dalam pelaksanaan UN akan ketahuan. Dan, itu akan menunjukan apakah berintegritas atau tidak.
Ia menjelaskan, hasil indeks integritas dapat diketahui setelah pelaksanaan UN usai. Kemudian, hasil itu akan diberikan kepada gubernur, kepala daerah, dinas pendidikan setempat dan kepala sekolah.
Sehingga, dapat diketahui daerah dan sekolah mana saja yang rendah integritasnya. Dan, langsung melakukan perbaikan di setiap sekolah. Lagi pula, kejujuran itu adalah sebuah kehormatam bukan kelemahan.