Selasa 14 Apr 2015 12:19 WIB
Ujian Nasional 2015

Anies: Kejujuran dalam UN Dorong Revolusi Mental

Rep: Hilyatun Nislah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan, adanya indeks integritas yang diterapkan pada pelaksanaan Ujian Nasional dapat mendorong perubahan revolusi mental.

Pasalnya, program itu diterapkan untuk memacu pendidikan Indonesia agar tidak lagi berfokus pada progress keberhasilan. Melainkan, proses dalam mencapai keberhasilan dengan mengutamakan kejujuran.

"Mengingat, kecurangan terjadi bukan karena banyak orang jahat. Tapi, banyak orang jujur yang hanya mendiamkan dan berdiam diri saja kecurangan itu," jelas Menteri Pendidikan dsm Kebudayaan (Mendikbud), Selasa (14/4).

Ia melanjutkan, indeks integritas itu akan menunjukan seberapa besar sekolah jujur dalam menjalankan UN. Ini merupakan bentuk perubahan yang belum pernah ada pada tahun-tahun sebelum.

Oleh karenanya, Mendikbud menghimbau agar masyarakat tidak lagi diam dan mendiamkan kecurangan yang terjadi itu. "Karena, sekarang, semua bentuk kecurangan dalam pelaksanaan UN akan ketahuan. Dan, itu akan menunjukan apakah berintegritas atau tidak.

Ia menjelaskan, hasil indeks integritas dapat diketahui setelah pelaksanaan UN usai. Kemudian, hasil itu akan diberikan kepada gubernur, kepala daerah, dinas pendidikan setempat dan kepala sekolah.

Sehingga, dapat diketahui daerah dan sekolah mana saja yang rendah integritasnya. Dan, langsung melakukan perbaikan di setiap sekolah. Lagi pula, kejujuran itu adalah sebuah kehormatam bukan kelemahan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement