REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang menemukan soal siswa Sekolah Dasar (SD) yang mengajarkan anak-anak untuk mengenal wine sebagai minuman berharap dinas terkait melakukan perbaikan dan soal seperti itu terjadi lagi di lain waktu.
Yusuf, seorang warga Klaten yang juga merupakan tenaga pengajar di sebuah Pondok Pesantren Muhammadiyah di Jawa Tengah, mengaku kaget ketika menemukan soal Sekolah Dasar yang didalamnya mengajarkan anak-anak untuk mengenal minuman keras. Soal itu sendiri ia temukan dari adiknya yang masih duduk di bangku kelas lima sebuah sekolah dasar di Klaten, Jawa Tengah.
Ia menerangkan kalau soal tersebut ia dapatkan Kamis (2/10) malam, ketika ia sedang menemani adiknya belajar. Yusuf yang juga merupakan pengajar tentu saja terkejut ketika melihat soal mata pelajaran Bahasa Inggris nomor 21, lantaran soal berjenis pilihan ganda itu menyediakan wine sebagai salah satu pilihan jawaban.
Menurut Yusuf, soal itu merupakan soal tahun 2013 yang diberikan untuk latihan anak menghadapi ujian. Ironisnya, pilihan jawaban wine itu merupakan jawaban yang paling benar dibanding yang lain.
Soal itu sendiri berisi pertanyaan apakah minuman favoritmu, yang memiliki empat pilihan jawaban, di antaranya jam, beef, loaf dan juga wine. Dibanding selai, daging sapi dan roti, tentu saja wine yang merupakan minuman tentu saja menjadi pilihan jawaban yang paling benar.
"Kok aneh soal itu, masa ada soal seperti itu," kata Yusuf ketika dikonfirmasi Republika pada Jumat (2/10).
Soal itu tentu saja menjadi aneh, bukan hanya bagi Yusuf yang merupakan tenaga pengajar untuk sejumlah ilmu agama Islam, tapi juga semua orang yang melihatnya. Pasalnya bagi siapapun yang melihat soal tersebut, khususnya para orang tua, tentu terbesit pertanyaan besar untuk apa soal itu dibuat dan untuk apa mengajarkan anak untuk mengenal wine, yang merupakan minuman keras karena merupakan fermentasi dari anggur.
Yusuf yang tersentak mendapat pertanyaan anak-anak tentang wine, mengaku ingin melaporakan temuan tersebut kepada dinas terkait, khususnya kepada Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Menurut Yusuf, hal itu dilakukan agar pihak terkait bisa melakukan perbaikan kepada soal yang hendak mereka buat untuk anak-anak sekolah, dan tidak mengulanginya di lain waktu.
"Ada sih niat melaporkan, supaya ada perbaikan, supaya tidak terulang lagi di lain waktu," kata Yusuf.