REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, Jamaris Jamna menilai kegelisahan masyarakat pada pelaksanaan ujian nasional akibat ketidaksiapan menghadapi penentu nilai pembelajaran di sekolah tersebut.
"Belum tahu alasan rencana penghentian sementara ujian nasional oleh pemerintah akibat kegelisahan masyarakat, jika benar perlu analisis lebih lanjut," katanya, di Padang, Selasa (29/11).
Menurutnya ketidaksiapan ini meliputi ketidakmampuan siswa, guru dan sekolah dalam mengembangkan pendidikan. Ketidakmampuan ini terlihat dari tidak tuntasnya metode pembelajaran dan kualitas guru dalam mengajar. Selain itu siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar atau meraih prestasi.
"Wajar jika ujian nasional sulit, meresahkan dan menjadi masalah bagi masyarakat yang mengharuskan pemerintah mengambil tindakan," ujarnya.
Hal ini, katanya menjadi dampak positif dari penghentian sementara ujian nasional, akan tetapi dampak negatifnya juga ada, salah satunya sulit mencari padanan sistem penggantinya. Sebab menurutnya ujian nasional menjadi evaluasi utama dari perkembangan mutu pendidikan dengan karakteristik mudah dan menyeluruh.
Dari ujian nasional dapat terlihat kualitas siswa dan sekolah yang berdaya saing atau tidak dari prestasinya. Hal ini juga, katanya memudahkan pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Sudah selayaknya ujian nasional ini dipandang dari berbagai sisi, agar ke depan tidak ada kesalahan dalam kebijakan pemerintah," katanya.
Sementara Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah memandang daerah perlu penguatan mutu pendidikannya guna menghadapi gejolak di nasional. Terkait ujian nasional dan lainnya menurut dia harus diantisipasi dini oleh daerah dengan berbagai solusinya.