REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan DI Yogyakarta akan menyelenggarakan 100 persen Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada 2017.
"DIY pertama kali 100 persen UNBK karena UNBK tidak harus di sekolah sendiri," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud, Nizam di Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/1).
Ia menjelaskan, kendati DIY menyatakan 100 persen sekolahnya siap menyelenggarakan UNBK. Namun, hanya 65 persen sekolah yang menyelenggarakannya di sekolah sendiri. Sementara sisanya, menumpang ke sekolah lainnya.
Nizam mengatakan, kesiapan DIY akan disusul oleh DKI Jakarta. Saat ini, masih ada tiga persen sekolah di DKI Jakarta yang belum menyatakan kesiapan penyelenggraan UNBK 2017.
"Ini bisa jadi rekor dunia. Kita belum menemukan ada yang menggelar UN CBT yang menggelar ujian skala nasional sebesar ini," ujar dia.
Nizam menuturkan, pelaksanaan UN 2017 memberikan keistimewaan pada SMA untuk memilih mata pelajaran jurusan. Selain itu, pada 2017 akan dikenal ujian nasional berstandar nasional (USBN).
"Saya merasa sangat positif, kita ingin ujian yang ada di sekolah ada acuan secara nasional," ucapnya.
Nizam mengatakan, USBN 2017 tidak akan mengujikan semua mata pelajaran, tetapi hanya tiga hingga empat mata pelajaran yang mengacu pada hasil UN 2016. Nizam meyakini, pelaksanaan UNBK lebih efektif dibanding UN berbasis kertas pensil. Ia menyebut, selama ini kerja logistik UN merupakan terbesar kedua setelah Pilkada.
"Dengan UNBK dapat dipotong siklusnya, dari pusat langsung ke sekolah," ujar dia.
Nizam merinci, berdasarkan data Kemendikbud, terdapat 28.380 sekolah yang menyatakan kesiapannya menyelenggarakan UNBK 2017. Masing-masing, yakni 10.466 unit SMP, 8.563 unit SMA, 1.361 unit SMK.
"Ini luar biasa sekali semangat sekolah untuk maju dan menggelar UN lebih baik dan terintegritas," jelasnya.