REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship atau OK OCE merupakan kebijakan baru. Sehingga, dalam pengembagannya masih membutuhkan proses.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, pihak dia menerima dengan lapang dada setiap kritik yang diberikan kepada pemerintahan DKI Jakarta saat ini. Menurut dia, kritik yang membangun akan memberikan efek positif bagi kinerja pemerintah.
Namun, kata Suhaimi, bukan berarti kesimpulan berhasil atau tidaknya sebuah program tak bisa diambil dalam waktu yang cepat. “Program OK OCE ini baru tahun pertama. Tentu segala sesuatu perlu dipersiapkan. Ini on progress dan butuh proses tidak bisa diambil kesimpulan langsung,” kata Suhaimi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/9).
Sebelumnya, Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus menilai program OK OCE sekadar memberikan pelatihan yang tak kunjung usai. Sementara akses permodalan tidak juga diberikan kepada para peserta. Menanggapi itu, Suhaimi menyatakan, memberikan akses modal kepada pelaku usaha yang masih belajar tidak begitu saja.
Para peserta perlu memiliki kapabilitas dalam mengelola uang dengan baik. Di samping merencakan suatu kegiatan usaha secara terukur agar modal yang diberikan efektif. Suhaimi menilai pihak perbankan, khususnya Bank DKI, pun tidak akan menyulitkan peserta OK OCE dalam mengakses permodalan jika sudah bisa memenuhi kriteria.
“OK OCE itu kan membangun potensi kewirausahaan sehingga nantinya dia bisa menjalankan usaha yang kredible dan bankable. Disisi lain, kita pun tidak bisa membiarkan Bank DKI rugi begitu saja dalam memberikan modal,” ujar dia.
Ia mencontohkan pada 2004 saat pemerintahan Gubernur Sutiyoso, ada suatu program bantuan permodalan usaha untuk tingkat Ruku Warga (RW). Namun, karena tidak dipersiapkan dengan baik akhirnya modal yang diberikan tidak jelas juntrungannya. “Jadi saat ini jangan hanya sekedar memberikan. Masalah-masalah teknis saat ini merupakan hal wajar yang perlu dimonitoring,” tutur dia.
Ketua DPD Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhamad Taufik mengatakan, program OK OCE sudah membuahkan hasil. Ia membantah kritikan Bestari yang menyebut anggaran OK OCE sekadar membeli peralatan seperti pendingin ruangan yang tak berkaitan dengan OK OCE.
Menurut Taufik, penggunaan anggaran untuk pelbagai peralatan itu untuk keperluan pendirian tempat-tempat pelatihan. “Saya kira terlalu cepat jika dinilai ini tidak berhasil. Buktinya peserta terserap dan sudah banyak yang mendapat akses permodalan,” kata dia.
Disatu sisi, ia mengakui OK OCE bukan suatu program yang sederhana. Khususnya dalam mendidik para peserta untuk menjadi profesional di bidang usaha yang digelutinya. Ia menegaskan, program OK OCE akan terus dilanjutkan hingga akhir pemerintahan. Sebab, respon masyarakat sejauh ini masih positif.