Rabu 12 Sep 2018 14:45 WIB

Erupsi Gunung Fuji Ancam Tokyo

Jepang menyusun skenario mengantisipasi dampak erupsi Gunung Fuji

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Gunung Fuji
Foto: japan-guide.com
Gunung Fuji

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang mulai membahas cara mengatasi dampak erupsi Gunung Fuji. Dilansir dari Japan Times, Rabu (12/9), abu vulkanik dari Gunung Fuji kemungkinan dapat membuat kekacaun di ibu kota Tokyo.

Dataran tertinggi di Jepang tersebut memiliki ketinggian 3.776 meter di bawah laut. Jaraknya hanya 100 kilometer dari pusat kota Tokyo. Gunung Fuji memiliki sejarah panjang mengalami erupsi dashyat.

Dewan Pusat Managemen Bencana akan melakukan penilaian dan pemeriksaan kecepatan serta ke mana abu vulkanik akan jatuh. Hal itu dilakukan untuk mencegah agar dampak erupsi Gunung Fuji tidak mengganggu infrastruktur transportasi, listrik, dan penyediaan air.

Sekitar 14 anggota dewan yang dipimpin oleh seorang profesor emeritus dari Universitas Tokyo, Toshitsugu Fujii, sudah membuat proposal sejak tahun lalu. Proposal tersebut berisi rencana penanggulangan bencana erupsi Gunung Fuji.

Para anggota dewan tersebut sudah membuat beberapa skenario bencana. Skenario-skenario tersebut berdasarkan dari volume abu vulkanik, arah angin, dan besaran erupsi. Data-data skenario tersebut diambil dari erupsi Gunung Fuji pada 1707.

Data-data tersebut dinilai akan lebih akurat daripada penilaian sebelumnya. Menurut para anggota dewan tersebut abu vulkanik erupsi Gunung Fuji bisa menutup Tokyo setebal 10 centimeter. Kelompok kerja itu juga akan membahas langkah-langkah untuk membuang dan menyimpan abu yang jatuh dari letusan Gunung Fuji.

Menurut catatan sejarah letusan atau erupsi Gunung Fuji pada 1707 terjadi selama 16 hari, menutup daerah sekitar Tokyo setebal 4 centimeter. Gunung Fuji belum pernah erupsi lagi sejak saat itu dan tidak ada tanda-tanda aktivitas vulkanik sejak diamati pada 1960-an.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement