Selasa 13 Feb 2024 22:33 WIB

Prefektur Shizuoka Turut Batasi Pendakian Malam Hari di Gunung Fuji, Ada Apa?

Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi di Jepang.

Red: Reiny Dwinanda
Diamond Fuji terlihat dari gedung bertingkat di Tokyo, Jepang, 15 November 2020. Fenomena Diamond Fuji adalah saat matahari berada tepat di puncak Gunung Fuji.
Foto: EPA-EFE/JIJI PRESS JAPAN OUT EDITORIAL USE ON
Diamond Fuji terlihat dari gedung bertingkat di Tokyo, Jepang, 15 November 2020. Fenomena Diamond Fuji adalah saat matahari berada tepat di puncak Gunung Fuji.

REPUBLIKA.CO.ID, SHIZOUKA -- Pemerintah Prefektur Shizuoka pada Selasa (13/2/2024) mengumumkan akan membatasi pintu masuk ke jalan setapak di Gunung Fuji setelah pukul 4 sore mulai musim panas ini. Hal itu dilakukan guna mengurangi kepadatan pengunjung dan meningkatkan keselamatan, menyusul pengumuman serupa dari Prefektur Yamanashi.

"Karena adanya pembatasan di Prefektur Yamanashi, lebih banyak pendaki mungkin akan masuk ke jalur di sisi Shizuoka. Kami akan memulai dengan apa yang bisa kami lakukan," kata seorang pejabat Shizuoka.

Baca Juga

Kebijakan tersebut akan dijadikan sebagai langkah uji coba untuk mencegah praktik pendakian yang tidak aman seperti "panjat peluru". Ini merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan aktivitas mendaki ke puncak gunung untuk menyaksikan matahari terbit sekaligus tanpa tidur semalaman.

Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3.776 meter. Pendaki biasa menjelajahinya dengan melintasi dua prefektur utama.

Tiga jalur di sisi Shizuoka, yakni Subashiri, Gotemba, dan Fujinomiya akan ditutup pada malam hari, kecuali bagi orang yang menginap di penginapan pegunungan. Pemerintah prefektur berencana untuk menegosiasikan perinciannya dengan kotamadya terkait.

Pemerintah daerah mengalokasikan 52,50 juta yen (Rp 5,48 miliar) untuk pengeluaran yang relevan berdasarkan rancangan anggaran untuk tahun fiskal 2024, termasuk untuk mengembangkan sistem online untuk reservasi penginapan di pegunungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement