REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sempat menuai kontroversial usai mempublikasikan artikel yang menyoroti keterlibatan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat dalam kasus Century, kini media online yang bermarkas di Hong Kong, Asia Sentinel menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden RI keenam itu. Dalam tulisan tersebut dikatakan SBY bersama 30 pejabat lain melakukan tindak pencucian uang sebesar USD 12 miliar atau setara Rp 177 triliyun.
Untuk artikel investigasi konspirasi sendiri ditulis langsung oleh pendiri Asian Sentinel John Berthelsen. Menurut Asia Sentinel artikel itu berdasarkan laporan investigasi sebanyak 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu.
"Asia Sentinel ingin menarik kembali artikel yang terbit pada 10 September 2018 yang ditayangkan di situs tentang pemerintahan Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia," demikian isi permintaan maaf yang dikutip dari laman resmi Asia Sentinel, Rabu (19/9).
Dalam permintaan maaf itu, Asia Sentinel mengakui jika artikel itu ditulis secara tidak adil, bahkan telah menyampaikan berbagai tuduhan terkait perihal kasus century yang sedang berjalan. Penulis artikel juga tidak meminta konfirmasi terhadap nama-nama yang disebut dalam artikel itu. Oleh karena itu Asia Sentinel mengakui kalau artikel itu sangat sepihak dan telah melanggar praktik jurnalisme yang adil.
Sehingga Asia Sentinel pun perlu meminta maaf kepada SBY dan Partai Demokrat serta pihak yang tersinggung atas artikel itu, termasuk kepada rakyat Indonesia.
"Kami sangat menyesalkan atas kerugian yang telah diakibatkan oleh tudingan itu. Akhirnya Asia Sentinel ingin menyatakan rasa hormatnya yang tinggi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang secara luas dihormati sebagai negarawan di Asia," tulisnya.