Senin 24 Sep 2018 07:05 WIB

Yusril Mengkritisi Hasil Ijtima' Ulama II

PBB hingga kini belum menentukan arah dukungan di Pilpres 2019.

Rep: Bayu Adji P, Fuji E Permana, Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra saat diwawancara wartawan di gedung KPU, Jakarta
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra saat diwawancara wartawan di gedung KPU, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra hingga kini belum menentukan arah dukungan di Pilpres 2019. Yusril pun mengakui, salah satu alasan partainya belum mengambil sikap lantaran hasil Ijtima' Ulama II yang dinilainya tidak sesuai dengan garis PBB.

"Kita sudah tunggu hasil Ijtima' II dan itu sudah kita evaluasi, bukan berarti kita harus mematuhi. Kita ingin mendalami apa yang sesungguhnya terjadi dengan Ijtima II itu," kata Yusril, saat menghadiri acara deklarasi kampanye damai di Silang Monas, Jakarta, Ahad (24/9).

Yusril menilai, ada dua permasalahan dalam pakta integritas yang diajukan para ulama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Pertama, kata dia, pakta itu seharusnya perjanjian dua belah pihak. Namun, dalam deklarasi Ijtima Ulama' II pernyataan dilakukan sepihak oleh calon presiden (capres), Prabowo Subianto.

Menurut dia, hal itu setiap saat bisa dicabut oleh orang yang membuat pernyataan. "Tidak ada perjanjian atau kesepakatan capres dengan para ulama itu. Yang ada hanya deklarasi sepihak dan disaksikan oleh para ulama," kata dia.