Selasa 02 Oct 2018 18:45 WIB

Asosiasi: Bencana tak Berdampak Signifikan ke Pariwisata

Pemerintah diharap melakukan diplomasi dengan negara lain.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Muhammad Hafil
Sebuah kursi berada diantara bangunan yang ambruk dampak gempa dan tsunami di kawasan Pantai Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Sebuah kursi berada diantara bangunan yang ambruk dampak gempa dan tsunami di kawasan Pantai Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Asnawi Bahar memperkirakan, bencana gempa dan banjir di Palu dan Dolangga tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Sebab, yang terkena dampak adalah industri wisata di daerah bencana dan sekitarnya saja, tidak sampai ke seluruh daerah di Indonesia.

Asnawi menjelaskan, kontribusi Palu dalam mendatangkan wisman juga tidak terlampau signifikan, yakni sekitar 10 persen untuk pariwisata nasional. Sementara itu, di daerah lain seperti Jakarta dan sekitarnya memberikan kontribusi 30 persen dan Bali sampai 40 persen. "Jadi, bencana kemarin tidak terlalu signifikan," tuturnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (2/10).

Asnawi menambahkan, dampak terbesar akan dirasakan terhadap kunjungan wisman ke destinasi di Sulawesi Tengah. Takut dan cemas yang dirasakan masyarakat asing membuat mereka merasa enggan untuk ke daerah ini. Selain itu, daerah Sulawesi Selatan, Utara hingga Tenggara juga akan terkena dampak meski tidak sebesar di lokasi bencana.

Tidak hanya dari kunjungan, infrastruktur sektor pariwisata seperti perhotelan dan akomodasi di Palu dan Donggala terkena dampak signifikan. Infrastruktur ini mengalami kerusakan berat pasca diguncang gempa. Asnawi belum bisa menyebutkan tingkat kerugian dikarenakan Asita masih melakukan pendataan terhadap hotel yang roboh.

Sebagai antisipasi, Asnawi menjelaskan, pemerintah harus segera melakukan diplomasi dengan negara lain melalui Kementerian Luar Negeri. Kementerian Pariwisata juga musti aktif melakukan pemasarand yang menggambarkan bahwa kondisi Indonesia secara umum masih aman. "Sulteng itu hanya satu provinsi di Indonesia. Masih ada 33 provinsi lain yang bisa dikunjungi. Pesan ini yang patut disampaikan pemerintah," ucapnya.

Lebih dari 1.000 orang orang meninggal dunia akibat gempa bumi  7,4 skala richter (SR) serta Tsunami yang melanda Kota Palu Sulawesi Tengah sampai Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi Biromaru, Kabupaten Mamuju (Sulawesi Barat) dan Kabupaten Pasang Kayu (Sulawesi Barat), pada Jum’at, (28/09) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa terletak pada 27 KM Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah.

Menteri Pariwisata Arief Yahya telah menyiapkan langkah-langkah untuk penanganan sektor pariwisata di Palu, Sulawesi Tengah. Tapi, saat ini, Kemenpar masih menunggu proses evakuasi dan tanggap darurat yang dilakukan pemerintah.

Saat ini, Kemenpar melalui Tim Crisis Center (TCC) terus melakukan monitoring dan mengumpulkan data. Tidak hanya terhadap tiga faktor utama pariwisata, yakni amenitas, atraksi dan aksesibilitas, tapi juga wisatawan. Arief mengatakan telah mengirim tim untuk melakukan pendataan dan mengonfirmasi terkait keberadaan wisatawan yang ada di Palu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement