Senin 08 Oct 2018 16:44 WIB

BNPB: Situasi Penanganan Semakin Membaik

Pemerintah sudah menyiapkan 240 tenda kelas berstandar UNICEF.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Kepala BNPB, Willem Rampangilei memimpin Rakernas BNPB di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/2).
Foto: MUTIA RAMADHANI/REPUBLIKA
Kepala BNPB, Willem Rampangilei memimpin Rakernas BNPB di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai, penanganan pascabencana yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) terus berangsur membaik. Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, pada hari ke 10 pascagempa, tsunami, dan likuefaksi, situasi saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Menurut dia, saat tiga hari pertama penanganan, situasi benar-benar kolaps. Namun, sejak hari keempat penangan terus membaik.

"Pelayanan kebutuhan dasar logostik sudah terpenuni. Pelayanan kesehatan, juga dilakukan Kementerian Kesetatan, Dinas Kesehatan, TNI dan Polri di berbagai tempat," kata dia saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (8/10).

Ia mengakui, ada beberapa kendala untuk menembus daerah yang dikabarkan masih terisolir. Karena itu, untuk menjangkau daerah tersebut dikerahkan 12 helikopter dari BNPB, TNI, Basarnas, dan PMI, untuk penyaluran logistik dan kebutuhan medis.

Helikopter itu, kata dia, digunakan untuk membawa logistik, tenaga medis, dan obat-obatan ke tempat yang sulit dijangkau. Saya mendapat laporan jalan sudah bisa diakses meski terbatas mobil kecil. Heli masih digunakan," kata dia.

Sementara itu, dia melanjutkan, dari 33 rumah sakit terdampak, 14 rumah sakit sudah beroperasi. Menurut dia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menyiapkan fasilitas pelayanan darurat kesehatan.

Willem menambahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga telah mengimbau sekolah untuk kembali melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar. Karena itu, per Senin (8/10) sudah ada beberapa sekolah yang masuk.

Namun belum semua masuk karena guru, murid, dan orang tua masih trauma. Tapi sudah diimbau untuk terus berjalan," kata

Ihwal sekolah yang terdampak likuefaksi, Willem melanjutkan, pemerintah sudah menyiapkan 240 tenda kelas berstandar UNICEF. Menurut dia, sebanyak 100 sudah terpasang dan sisanya direncanakan terpasang hari ini.

Selain itu, ketersediaan air bersih juga terus ditingkatkan. Sebanyak 50 sumur bor, kata dia, telah dibuka oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di sekitar pengungsian. Menurut dia, pengeboran masih akan terus dilakukan.

"Situasi terkahir, Fungai pemerintaham sudah dibuka semua hari ini. Termasuk pasar, bbm sudah terpenuhi, listrik dan jaringan seluler sudah kembali normal dan semua ini akan mempercepat penanganan pemulihan," ucap dia.

Willem menegaskan, BNPB sendiri terus melakukan pendataan dampak kerusakan pada rumah, infrastruktur, fasilitas umum, dan bangunan lainnya. Dari pendataan itu, kata dia, nantinya akan dilakukan penanganan darurat pada bangunan yang masih bisa digunakan.

"Yang rusak berat akan diperbaiki saat rehabilitas dan rekonstruksi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement