Selasa 16 Oct 2018 18:06 WIB

'Sudah Ada Tanda-Tanda Hujan di Beberapa Daerah'

Musim kering tak selalu mengganggu produktivitas padi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Sawah Desa Serdang Kulon yang kini menjadi milik swasta mengalami kekeringan, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Ahad (26/8).
Foto: Republika/Yoriesta Afnenda Ramizal
Sawah Desa Serdang Kulon yang kini menjadi milik swasta mengalami kekeringan, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih menuturkan, beberapa daerah telah memasuki masa kering akibat musim kemarau. Daerah tersebut adalah Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat dan Lampung. Tapi, produktivitas lahan tersebut tidak terganggu dengan berkurangnya hasil panen kurang dari 30 persen.

Henry optimistis, produktivitas akan kembali menjadi 100 persen mengingat tanda-tanda datang musim hujan yang sudah mulai terlihat di empat provinsi tersebut. "Kalau dalam satu pekan ini sudah gerimis, produktivitas kembali terjamin," tuturnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (16/10).

Henry menjelaskan, musim kemarau tidak selamanya menimbulkan dampak negatif. Intensitas sinar matahari yang tinggi justru mampu memutus mata rantai hama tanaman. Tapi, Henry tetap berharap, masa-masa kering dapat segera selesai untuk mencegah dampak kekeringan yang semakin panjang hingga menurunkan produktivitas lahan.

Sebagai antisipasi, Henry menambahkan, asosiasi kini tengah menggalakkan penerapan agroekologi, yakni suatu cara bertani yang mengintegrasikan secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Dalam implementasinya, petani sebaiknya menghindari konsep monoculture atau hanya menanam satu jenis tanaman dalam satu areal.