Jumat 09 Nov 2018 06:40 WIB

BIN Bantah Terlibat Kasus Habib Rizieq

Operasi intelijen di negara lain adalah dilarang

Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan tidak terlibat penangkapan Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi. Keterlibatan BIN ini sebagaimana dilansir oleh Twitter Habib Rizieq.

"Tuduhan BIN mengganggu Habib Rizieq tidak benar. Apalagi, menuduh bahwa anggota BIN mengontrak rumah di dekat kontrakan Habib Rizieq, memasang bendera, maupun mengambil CCTV. Semua hanya pandangan sepihak," kata Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/11).

Wawan menegaskan bahwa tuduhan pemasangan bendera berkalung tauhid di tembok juga tidak ada bukti bahwa yang memasang adalah BIN, apalagi memfoto, kemudian lapor ke polisi Arab Saudi. "Jadi, tuduhan bahwa BIN merekayasa penangkapan Habib Rizieq oleh polisi Saudi adalah hoaks," kata Wawan.

BIN , ungkap Wawan, justru menghendaki agar masalah cepat selesai dan tuntas, "Sehingga tidak berkepanjangan dan berakibat pada berkembangnya masalah baru, apalagi di luar negeri, sistem hukum dan pemerintahannya berbeda," ujarnya.

Wawan mengatakan bahwa BIN bertugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, termasuk Habib Rizieq. "Tidak benar jika ada anggapan bahwa Habib Rizieq adalah musuh, semua adalah anak bangsa yang masing-masing memiliki pemikiran yang demokratis yang wajib dilindungi. Jika ada sesuatu yang kurang pas, wajib diingatkan," katanya.

Wawan mengatakan bahwa Arab Saudi adalah negara berdaulat yang tidak bisa diintervensi oleh Indonesia. Operasi intelijen di negara lain adalah dilarang. Mereka bisa dipersona non grata atau dideportasi atau bahkan dijatuhi hukuman sesuai dengan UU yang berlaku di negeri itu.

Ia juga menegaskan tidak benar ada dendam politik. BIN adalah lembaga negara yang tetap ada meskipun silih berganti kepemimpinan nasionalnya, dan berkewajiban menjaga agar program pembangunan berjalan lancar demi kesejahteraan rakyat.

"Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Dengan duduk bersama, semua bisa teratasi," ujar Wawan.

 

"BIN tidak pernah mempermasalahkan aliansi politik Habib Rizieq. Itu hak seseorang dan sah-sah saja," katanya menambahkan.

BIN ingin agar anak bangsa ini tidak terpecah karena beda pandangan. Perbedaan adalah memperkaya khasanah kebangsaan dan bukan alasan untuk terpecah.

BIN, lanjut Wawan, tidak mengenal istilah kriminalisasi, semua warga negara memiliki hak dan kewajiban serta kedudukan yang sama di depan hukum. "BIN selalu siap membantu Habib Rizieq, sebagaimana Kedubes RI juga siap membantu jika HRS dalam kesulitan, termasuk memberikan jaminan atas pelepasan Habib Rizieq," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement