REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin mengonfirmasi perihal sebutan budek dan tuli yang dia lontarkan beberapa waktu lalu. Kiai Ma'ruf mengatakan, kiasan itu digunakan untuk orang yang mengingkari kenyataan, apa yang telah dilakukan oleh pemerintah.
"Saya nggak nuduh siapa-siapa, kalau mengingkari itu semua itu kan kayak orang buta, melihat dan kayak orang budek, jadi saya tidak menuduh," kata Ma'ruf Amin di Jakarta, Senin (12/11).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu kemudian menyinggung terkait perkembangan infrastruktur yang telah dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai dari infrastruktur dan jalan-jalan. Kiai Ma'ruf juga menyinggung pembangunan dalam sektor transportasi, seperti lapangan terbang hingga pelabuhan dan sektor pendidikan serta fasilitas kesehatan.
Kiai Ma'ruf mengatakan, kalau ada orang yang tidak melihat atau mengingkari kenyataan akan apa yang telah dilakukan oleh Presiden itu yang dimaksud buta dan tuli. Dia kemudian mengatakan jika masyarakat kini juga tidak sedikit yang menyadari kinerja pemerintah. Itu sebabnya, dia mengatakan, banyak dukungan deklarasi ke pasangan pemimpin nomor urut 01.
Kiai Ma'ruf kemudian menampik jika kiasan itu ditujukan kepada kubu oposisi. "Gak ke sana juga, siapa saja. Oposisi juga kalau mengakui, gak masuk. Yang tidak mengakui saja," katanya.