REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyatakan, ada 446 pedagang kaki lima (PKL) yang akan menempati kios-kios di Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Tanah Abang atau skybridge. Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi tidak memungkiri masih banyak PKL yang saat ini berjualan di sepanjang trotoar Jalan Jati Baru Tanah Abang tidak tertampung di skybridge.
"Ya memang enggak kebagian, PKL-nya ada ribuan, skybridge cuma nampung 446 saja. Semua PKL yang sudah kita data 650 dengan Ombudsman sudah kita kunci," ujar Irwandi saat dihubungi Republika, Senin (26/11).
Ia menjelaskan, jumlah 650 itu merupakan PKL yang berjualan di sepanjang Jalan Jati Baru sebelumnya. Pendataan PKL itu juga telah dimonitori dan diawasi Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya. Dari jumlah tersebut hanya 446 pedagang sesuai dengan ketersediaan kios yang ada di skybridge.
Irwandi menyebut, pedagang yang sudah didata itu tetapi tidak dapat menempati skybridge akan dialihkan untuk berjualan di Blok F Tanah Abang. Sehingga, menurut dia, persoalan PKL yang berjualan sembarangan sudah bisa teratasi.
Namun, ia juga tidak bisa menghindari akan ada PKL lainnya yang masih menjajakan barang dagangannya di trotoar Jalan Jatibaru. Sebab, menurut Irwandi, banyak PKL yang baru datang di luar pendataan yang telah dilakukan. Ia juga menyebut, ratusan PKL baru juga akan berdatangan lagi ke Tanah Abang.
"Yang 446 masuk di skybridge, sisanya di Blok F. Harusnya sudah clear semuanya cuma pedagang baru datang lagi masuk lagi, pedagang mah ratusan ribu yang mau masuk ke Tanah Abang," kata Irwandi.
Sehingga, nantinya, Irwandi akan mengerahkan petugas Satpol PP untuk menertibkan PKL yang masih berjualan di trotoar setelah penempatan PKL di skybridge. Sementara, skybridge masih belum bisa digunakan karena menunggu kesiapan PT Kereta Api Indonesia untuk mengintegerasikannya dengan Stasiun Tanah Abang.
"Menunggu connecting dari PT KAI, karena belum dibuka. Kalau sudah terbuka akan kita naikkan PKL ke atas (skybridge)," ujar Irwandi.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (KUKMP) Adi Ariantara mengatakan, PKL yang menempati kios di skybridge adalah PKL yang telah didata bersama Ombudsman Perwakilan Jakarta. Ia mengatakan, PKL itu merupakan pedagang yang sebelumnya berjualan di tenda di Jalan Jatibaru.
"Waktu pendataan itu dilakukan oleh Dinas KUKMP bersama Ombudsman, Pemkot Jakarta Pusat, setelah itu ketemulah sejumlah nama yang menjadi prioritas untuk naik ke skybridge," kata Adi.
Ia menjelaskan, pihaknya berpegang pada pendataan PKL yang dilakukan bersama Ombudsman. Menurut Adi, data itu merupakan data yang telah sesuai prosedur administrasi karena disaksikan langsung Ketua Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, Teguh Nugroho.
"Prioritas yang di skybridge adalah prioritas yang pendataan dengan Ombudsman, itu pegangan kita karena kita ke luar dari situ nanti kita dianggap lagi mal administrasi," tutur dia.
Adi mengimbau kepada para PKL agar mengikuti peraturan. Apabila tidak mendapatkan kios di skybridge sesuai arahan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat akan diarahkan untuk menempati Blok F. Sehingga, para PKL diimbau untuk tidak lagi berjualan di bawah skybridge atau di sepanjang trotoar.
Sementara, salah satu PKL yang berjualan di trotoar Jalan Jatibaru, Rita (29 tahun) mengaku, tidak mendapatkan undian untuk berjualan di kios yang ada di skybridge Tanah Abang. Ia mengatakan, meski dirinya sudah di data saat masih berjualan di tenda tetapi namanya tidak ke luar dalam pengundian untuk menempati kios di skybridge.
"Enggak tahu entah diundi pokoknya setelah didata tetapi kabarnya kapan pengundiannya enggak dikasih tahu," tutur Rita.
Ia menduga orang yang mendapatkan kios di skybridge bukan pedagang. Sehingga lanjut dia, justru kios tersebut akan disewakan kembali kepada pedagang lainnya dengan harga lebih tinggi. Pasalnya hal tersebut juga telah terjadi, saat tenda PKL yang berada di Jalan Jatibaru justru disewakan kembali.
"Saya waktu itu juga ngontrak di tenda sebelumnya di bawah ini, padahal kan itu tenda untuk pedagang, tetapi kenapa ini disewakan lagi," kata Rita.
Sementara pedagang lainnya yang tidak dapat menempati kios skybridge Tanah Abang, Yovi berharap, dirinya bersama PKL lainnya dapat direlokasi ke tempat yang layak. Ia ingin berjualan di tempat yang baik dan juga banyak pembelinya.
"Direlokasi lah kita kan punya hak juga, direlokasi ke tempat yang layak yang ramai pembeli, kalau enggak ramai sama juga enggak layak," kata Yovi.