REPUBLIKA.CO.ID, Lalu lalang kendaraan bermotor melewati Jalan Jatibaru Raya tepat di bawah Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang atau skybridge. Tak hanya kendaraan, para pejalan kaki juga melintasi jalan yang sebelumnya diisi ratusan tenda pedagang kaki lama (PKL) itu.
Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang akan menggunakan moda transportasi kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Tanah Abang. Kebanyakan dari mereka juga orang-orang yang berbelanja di Pasar Tanah Abang. Hal itu tampak juga dari plastik belanjaan besar yang dibawa mereka.
Salah satunya Neneng (35 tahun) warga asal Kota Tangerang yang mengaku hampir tiap hari belanja pakaian ke Pasar Tanah Abang untuk dijual kembali. Akan tetapi, ia mengeluh soal akses menuju pasar dari pintu lama stasiun. Menurutnya, ia harus melalui jalan yang juga dilewati kendaraan.
"Ini dari pintu stasiun saya keluar langsung ke jalan. Jadi saya jalan kaki bareng sama mobil lewat, angkot, motor. Kita juga harus muter ke ujung dulu baru bisa masuk ke pasar," ujar Neneng saat ditemui Republika di pintu lama Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (27/11).
Ia berharap, skybridge Tanah Abang bisa segera digunakan agar pejalan kaki tidak harus berebut jalan dengan kendaraan yang melintas. Selain itu, ia juga mengatakan, masih ada beberapa pedagang yang berjualan di sepanjang jalan. Menurutnya, hal itu membuat kondisi Jalan Jatibaru ramai dengan pejalan kaki, kendaraan, dan para pedagang.
Direktur Utama PD Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengatakan, ketika skybridge sudah beroperasi, para pejalan kaki tidak lagi melewati Jalan Jatibaru Raya. Sebab, para penumpang yang dari atau menuju Stasiun Tanah Abang dan Pasar Tanah Abang akan melalui skybridge.
Ia menjelaskan, para penumpang yang keluar dari pintu lama hanya mereka yang akan menaiki moda transportasi Jak-Lingko dan Transjakarta. Sementara mereka yang akan berbelanja ke Pasar Tanah Abang berjalan melalui skybridge yang telah terhubung ke Blok F dan Blok G.
"Di ujung tadi sana kan ada halte Transjakarta, jadi orang kalau mau ke Halte Jak-Lingko harus dari stasiun atau naik skybridge. Pintu lama stasiun itu untuk pick up dan drop off penumpang," ujar Yoory usai peninjauan skybridge, Selasa (15/11).
Sementara, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transportasi Jakarta Achmad Izzul Waro menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan armada Transjakarta dan Jak-Lingko yang terintegrasi dengan skybridge. Saat ini telah disiapkan Transjakarta dengan rute Tanah Abang Explorer yang gratis dan Stasiun Tanah Abang-Stasiun Gondangdia dengan tarif Rp 3.500.
Ia juga menyebut sekitar delapan trayek Jak-Lingko dari dan menuju Tanah Abang. Baik Transjakarta maupun Jak-Lingko dikelola oleh PT Transportasi Jakarta. Sehingga, ia berharap pengoperasian transportasi ini bisa membantu masyarakat yang dapat terintegasi dengan antarmoda.
"Jadi nanti sopir Jak-Lingko juga enggak perlu ngetem untuk kejar setoran, mereka nanti seperti Transjakarta tugasnya hanya angkut dan menurunkan penumpang saja," kata Izzul.
Selain itu, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, skybridge telah siap digunakan. Menurut dia, pengoperasian skybridge hanya menunggu kesiapan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membuka arus atau flow penumpang.
"Sampai di mana kesiapan skybridge sudah selesai belum. Kedua ini liat alur nanti pengunjung yang akan naik ke skybridge. Ketiga mengevaluasi sampai ke mana negosiasi kita dengan kereta api sampai dibukanya gate connecting," kata Irwandi.
Berdasarkan pantauan Republika pada Selasa (27/11), masih ada pekerja yang sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan di skybridge seperti pengecatan. Sedangkan toilet sudah rampung dibangun di skybridge. Ada dua unit toilet tersedia yang masing-masing tersedia dua pintu dilengkapi dengan toilet duduk, cermin, dan wastafel.