REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berupaya memperbaiki sistem parkir elektronik. Sebab, selama ini pelaksanaan program parkir elektronik di Kota Bengawan dinilai belum dapat berjalan maksimal.
Karenanya, Pemkot berencana menggandeng PT Reska Multi Usaha untuk memperbaiki sistem parkir elektronik tersebut.
Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo M Usman, mengakui adanya kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perparkiran. Menurutnya, sistem parkir elektronik yang selama ini diterapkan belum mampu menutup potensi kebocoran tersebut.
"Yang jelas Pak Wali Kota meminta agar pengelolaan parkir di Solo dapat meningkatkan estetika kota tapi tidak mengurangi PAD," kata Usman kepada wartawan, Kamis (29/11).
Usman menilai, pengelolaan parkir berestetika dan peningkatan PAD akan sulit berjalan beriringan. Jika penataan lahan parkir dimaksimalkan untuk memenuhi estetika, maka hanya beberapa lokasi yang digunakan. Sebaliknya, jika Pemkot hanya mengejar PAD, maka kondisi jalan akan semrawut.
Dalam kondisi tersebut, lanjutnya, kebetulan PT Reska Multi Usaha menawarkan investasi di bidang perparkiran. Rekanan tersebut akan membuat satu sistem yang dapat digunakan di beberapa lokasi parkir.
"Dua, tiga bulan lalu sudah bertemu dan memaparkan kepada kami. Tergantung Pak Wali Kota setuju atau tidak," imbuhnya
PT Reska Multi Usaha merupakan anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia. PT Reska Multi Usaha bergerak di bidang pengelolaan perparkiran. Pemkot menyediakan tiga titik yang dapat dikerjakan oleh Reska, di antaranya, kawasan Pasar Klewer, Pasar Gede dan Pasar Jebres. Ketiganya merupakan spot-spot kemacetan yang kerap terjadi akibat kepadatan parkir kendaraan.
"PT Reska punya sistem yang bagus dalam pengelolaan parkir. Mereka membuat sentralisasi zona parkir," ujar Usman.
Selain itu, PT Reska memiliki sistem integrasi dengan lima perbankan. Hal itu membuat transparansi keuangan lebih terjamin. Sehingha laporan hasil pendapatan parkir menjadi terpantau.
"Perkiraan kami, PAD dari perparkiran bisa meningkat sekitar 30 persen," ungkapnya.
Saat ini, pendapatan dari parkir mencapai Rp 3 miliar. Usman menambahkan, realisasi kerja sama dengan PT Reska Multi Usaha diperkirakan dimulai lada Januari 2019. PT Reska menawarkan pembagian hasil sebesar 70 persen berbanding 30 persen. Penghasilan 70 persen diberikan kepada Pemkot. "Kalau skema yang biasanya 60 persen banding 40 persen," jelasnya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menegaskan Pemkot komitmen melakukan transparansi keuangan di berbagai bidang. Transparansi diperoleh salah satunya melalui sistem pembayaran nontunai. "Kami benar-benar transparan dalam pengelolaan keuangan. Mulai dari retribusi elektronik, parkir elektronik. Laporan keuangan pun kami paparkan secara terbuka," ujarnya.