REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebut alasan mengapa Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Tosari, di Menara UOB, Bundaran HI, Jakarta Pusat dilepas. Menurutnya, selama ini JPO tersebut telah menimbulkan kemacetan di wilayah Bundaran HI.
“Nomor satu karena itu harus digeser dan menimbulkan kemacetan ekstra. Karena timbul dari TJ (Transjakarta) bertemu dengan pertigaan Jalan Imam Bonjol, pertigaan Jalan Thamrin Bundaran HI. Jadi disitu turun kendaraan mangkal, ngetem ambil penumpang satu lokasi,” kata Anies saat meninjau pembangunan revitalisasi JPO Bundaran Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/12).
Akibatnya, lanjut Anies, titik tersebut menjadi seperti simpul yang menimbulkan kemacetan. Sehingga, tempat penyeberangan, kata dia, harus dilakukan penggeseran ke arah utara, tepatnya di depan Kedutaan Besar Jerman.
Menurutnya, tempat penyeberangan itu akan lebih efisien jika menggunakan pelican crossing daripada memindahkan JPO. Oleh sebab itu, pihaknya lebih membuat pelican crossing sebagai tempat penyeberangan.
Hal itu, akan membuat halte Transjakarta di titik Tosari akan lebih panjang dari yang sebelumnya. Dia menekankan, halte tersebut tidak pindah, namun, hanya dilakukan diperpanjangan ke arah utara, sampai kepada Kedutaan Besar Jerman.
“Jadi di dekat bundaran HI baik sisi utara maupun sisi selatan semuanya akan menggunakan pelican crossing,” kata Anies.
Pihaknya pun akan menyegerakan pembangunan pelican crossing di titik Tosari tersebut. Sehingga, ketika pelican crossing telah jadi, JPO di Tosari pun akan bisa segera dilepas.
“Besok akan dimulai pembangunan pelican crossing-nya , sesudah pelican crossing-nya selesai JPOnya di-copot,” jelas Anies.