Selasa 01 Jan 2019 12:50 WIB

Cina Awali 2019 dengan Pendaratan Rover di Bulan

Sisi terjauh bulan masih menjadi misteri sampai hari ini.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Rover bulan (ilustrasi).
Foto: EPA/MICHAEL BAHLO
Rover bulan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Banyak dari kita yang ingin mengawali tahun baru dengan sesuatu yang spesial. Kadang kita membuat resolusi dan capaian-capaian apa saja yang ingin diraih selama 12 bulan ke depan. Namun bagi Cina, tak perlu menunggu lama untuk meraih ambisi besar mereka di tahun ini. 

Kendaraan luar angkasa rover Chang'e 4 yang kemarin Ahad (30/12) memasuki orbit dekat permukaan bulan, diprediksi akan mendarat di sisi terjauh bulan dalam beberapa hari. South China Morning Post pada Senin (31/12) melaporkan saat Chang'e 4 berhasil mendarat, Cina akan mencatatkan diri sebagai negara pertama yang menjangkau sisi terjauh bulan. 

Badan antariksa Cina menyatakan masih memilih kapan waktu yang tepat untuk mendarat. Namun The Smithsonian Institution, kelompok riset dan museum Amerika Serikat, melaporkan kendaraan itu diperkirakan bisa mendarat di kawah Von Karman antara tanggal 1 hingga 3 Januari.

Chang'e  4 diluncurkan di Xichang Satellite Launch Centre di Cina bagian selatan pada 8 Desember silam. Kendaraan tersebut diangkut dengan roket Long March 3B dan masuk ke orbit Cina empat hari kemudian. Sisi terjauh bulan, yang juga disebut sisi gelap bulan, masih menjadi misteri sampai hari ini. Karakteristik dan permukaan sisi gelap bulan disebut berbeda jauh dengan sisi bulan yang terlihat dari bumi.

Pendaratan di sisi gelap itu adalah hal yang menantang karena komunikasi rover dalam bentuk apapun ke bumi akan terhalang belahan bumi lainnya. Untuk mengatasinya Cina merilis satelit Queiqiao atau Magpie Bridge yang menghubungkan bumi dan bulan. Satelit yang dioperasikan dengan jarak 400 ribu kilometer dari bumi ini akan meneruskan sinyal ke rover Chang'e 4 di bulan.

Di bulan, rover tersebut bertugas melakukan observasi astronomi menggunakan radio berfrekuensi rendah, menyurvei permukaan tanah, mendeteksi komposisi mineral dan struktur permukaan dangkal, serta mengukur radiasi neutron dan atom netral. 

Peluncuran Chang'e 4 melengkapi fase kedua dari misi Chinese Lunar Exploration Programme (CLEP), satu dari 16 teknologi kunci yang diidentifikasi oleh pemerintah Cina. Sebelumnya sudah ada Chang'e 3 yang rilis pada 2013 namun hanya beroperasi di bulan selama 40 hari karena ada masalah teknis. 

"Desain Chang'e 4 telah dikembangkan berdasarkan pendahulunya. Artinya rover ini bisa bekerja setidaknya selama beberapa tahun di bulan," kata Kepala Desain CLEP, Wu Weiren, Agustus tahun lalu. Selanjutnya pada 2020 Negeri Tirai Bambu akan meluncurkan Chang'e 5. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement