REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan travel atau wisata bisnis daring yang baru terbentuk pada tahun 2018 dan berbasis di Singapura, Travelstop, mengincar pasar Indonesia. Travelstop menilai pasar wisata Indonesia sangat berkembang pesat.
"Indonesia adalah pasar yang sangat menarik, banyak perusahaan high tech di sini," kata CEO Travelstop Prashant Kirtane, dalam paparan kepada wartawan yang digelar di Jakarta, Rabu (23/1).
Menurut Prashant Kirtane, dengan banyaknya perusahaan yang memiliki jaringan teknologi tinggi seperti di Jakarta, membuat dirinya tertarik untuk tiba dan mengenalkan diri lebih awal di Indonesia.
CEO Travelstop menuturkan perusahaannya baru mendapatkan pendanaan sebesar 1,2 juta dolar AS sejak April 2018 dan diluncurkan pada Agustus. Sebagai perusahaan rintisan pihaknya berencana mengenalkan platform ini di Indonesia.
"Platform kami simpel dan perangkatnya sangat mudah digunakan dan efisien," kata Prashant.
Indonesia, ujar dia, merupakan salah satu pasar pariwisata utama yang diincar. Travelstop akan mulai mencari jaringan kerja sama dengan berbagai perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Terkait dengan pasar wisata global, ia menyatakan bahwa pasar wisata global pada 2015 mencapai 1,2 triliun dolar AS dan direncanakan mencapai 1,6 triliun dolar AS pada 2020. Pada 2025, sekitar separuh dari wisata bisnis global diperkirakan bakal dibelanjakan di Asia Pasifik.
"Indonesia adalah pasar yang berkembang paling pesat dalam pemesanan wisata daring di Asia Tenggara," katanya.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata telah menargetkan mampu menarik sekitar 50 persen wisatawan mancanegara yang mengunjungi kawasan ASEAN untuk masuk ke Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela ASEAN Tourisme Forum (ATF) 2019 di Ha Long, Vietnam, Jumat (18/1), mengatakan saat ini dari kunjungan wisatan asing ke kawasan ASEAN baru sekitar 40 persen yang masuk ke Indonesia.
Secara rata-rata angka kunjungan wisman ke ASEAN tumbuh 8,4 persen. Jumlah wisman tertinggi diraih Thailand dengan 35,4 juta wisman, disusul Malaysia 25,7 juta wisman. Sedangkan negara dengan pertumbuhan kunjungan wisman tertinggi adalah Vietnam (29,1 persen) dan Indonesia (22 persen).
Menteri Arief Yahya optimistis Indonesia akan dikunjungi 20 juta wisatawan mancanegara tahun 2019 ini sebagaimana target yang telah ditetapkan. "Kunjungan 20 juta wisman menjadi target yang harus dicapai Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pada 2019. Strategi sudah disiapkan, salah satu bidikan utamanya 'border tourism'," tuturnya.
Menpar sangat optimistis target tersebut dapat tercapai sebab "border tourism" atau pariwisata perbatasan dinilai sangat potensial.