REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemimpin Garda Militer Iran luar negeri Qassem Soleimani mengancam Arab Saudi dengan pembalasan atas serangan bom bunuh diri di wilayah Iran Tenggara pada 13 Februari 2019 lalu. Serangan tersebut diketahui menewaskan 27 anggota Garda.
Dalam laporan kantor berita Tasnim, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (21/2), Arab Saudi dinilai ikut memberi pengaruh atas situasi yang di wilayah kawasan Timur Tengah.
"Arab Saudi membangun pengaruh regionalnya hanya dengan uang. Ini adalah pengaruh palsu dan kegagalan. Kami akan membalas dendam bagi para martir kami, (dan) itu mungkin ada di mana saja di seluruh dunia," kata Qasem Soleimani.
Iran telah menuduh saingan regional, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendukung militan yang melakukan serangan terhadap pasukan keamanan di negara tersebut. Namun, Arab Saudi dan UEA membantah ada hubungannya dengan serangan itu.
Kelompok militan Muslim Sunni Jaish al Adl (Tentara Keadilan), mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan di dekat perbatasan dengan Pakistan.
Otoritas Muslim Syiah Iran mengatakan kelompok-kelompok militan beroperasi dari tempat-tempat yang aman di Pakistan dan telah berulang kali meminta negara tetangga untuk menindak mereka. "Saya memperingatkan Anda: Jangan menguji toleransi Iran," kata Soleimani.