REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 600 prajurit TNI dikerahkan untuk mengamankan dan melanjutkan proses pembangunan di Nduga, Papua. Pasukan TNI akan digelar di sepanjang jalur pembangunan Trans-Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan.
"TNI mengerahkan 600 personel memperkuat Kodam XVII/Cenderawasih untuk melanjutkan proyek jembatan di Nduga, Papua, yang sempat terhenti karena aksi penembakan dari kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB)," kata Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/3).
Yosua menjelaskan, pasukan TNI tersebut akan digelar di sepanjang jalur pembangunan Trans Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan. Teknis pelaksanaannya, pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan zeni konstruksi (zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT Istaka Karya dan PT Brantas.
"Pembangunan infrastruktur di Nduga adalah salah satu program strategis nasional, sama halnya dengan program-program lainnya di seluruh Indonesia," kata dia.
Yosua menambahkan, pembangunan tersebut bertujuan untuk membuka isolasi daerah, meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan begitu, keadilan sosial yang menyentuh sampai ke lapisan masyarakat hingga ke pedalaman dapat terjamin.
Pembangunan, sambung dia, juga merupakan wujud kehadiran negara di seluruh wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tapi, ancaman keamanan di Papua ia sebuy masih sangat tinggi, terlebih dengan keberadaan KKSB.
"Termasuk menggangu proses pembangunan di Papua. Itulah sebabnya proses pembangunan tersebut harus diamankan oleh prajurit TNI," terang dia.