REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prajurit TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan di Kabupaten Nduga, Papua, akan mulai diberangkatkan Ahad (10/3) hari ini. Beberapa prajurit sudah dikirim lebih dulu untuk menyiapkan keperluan prajurit lainnya yang akan datang setelah mereka.
"Tadi baru tim advance-nya kita kirim. Ada beberapa orang yang akan menyiapkan segala di sana," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (9/3).
Aidi mengatakan pasukan lainnya sebanyak 600 prajurit akan diberangkatkan hari ini. Pemberangkatan prajurit tersebut juga dilakukan menunggu pasang-surut air sungai.
Sebab, mereka akan menggunakan kapal melalui jalur sungai menuju ke Nduga. Lama perjalanan bisa mencapai tiga hari. "Memakan waktu tiga hari (sampai ke Nduga). Satu kapal kita bisa termuat semua," ujar Aidi.
Meski bisa terangkut semua, untuk mencapai ke titik-titik lokasi pengamanan dan pembangunan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Menurut Aidi, pergerakan mereka menuju ke titik yang sudah ditentukan dilaksanakan secara bertahap lagi.
"Kalau yang dekat bisa menggunakan truk atau jalan kaki. Tapi yang jauh harus pakai heli. Melalui proses ya," terangnya.
Sebelumnya, 600 prajurit TNI yang berasal dari Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zipur 8 Makassar, tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua, Sabtu pagi (9/3). Mereka berangkat dari Makassar menuju Timika menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti Kol Jonathan Binsar Sianipar selaku Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua mengatakan, pekerjaan tersebut harus bisa diselesaikan tahun ini. Dari 30 jembatan yang belum terselesaikan, katanya, diharapkan lebih dari setengahnya bisa dituntaskan hingga akhir tahun.
Menyangkut situasi dan kondisi keamanan di Kabupaten Nduga, Danrem 172 menegaskan, sudah sekitar 70 persen wilayah itu dikuasai oleh aparat TNI dan Polri. Meski begitu, KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) kini sedang konsentrasikan seluruh kekuatan dan persenjataannya di Nduga.