REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kebakaran besar berkobar di katedral Notre-Dame yang terkenal di Paris, Prancis, Senin (15/4). Konsultan kebakaran dan mantan kepala pemadam kebakaran New York Vincent Dunn mengatakan sangat sulit bagi selang pemadam kebakaran untuk sampai ke puncak dan sering kali untuk mencapai puncak pemadam harus melalui tangga yang sangat berliku.
"Katedral dan rumah-rumah ibadah semacam itu dibangun untuk terbakar, jika bukan tempat itu, tempat seperti itu akan dikecam," kata Dunn seperti dilansir dari New York Times, Selasa (18/4).
Jaksa kota Paris mengatakan penyelidikan kebakaran Katedral Notre-Dame akan segera dilakukan. Pendeta Notre-Dame Monsignor Patrick Chauvet mengatakan pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan beberapa karya seni di katedral itu.
Tapi ia tidak mengatakan berapa banyak kerusakan di dalam gedung. Kain linen yang diasosiasikan dengan Saint Louis, Mahkota Duri yang Suci, dan harta karun seni Notre-Dame berhasil diselamatkan.
Kepala Pemadam Kebakaran Paris Jean-Claude Gallet mengatakan para pemadam kebakaran masih berusaha untuk menyelamatkan karya seni di dalam katedral beberapa jam setelah api mulai membakar gedung itu. Risiko paling utama adalah asap yang berasal dari katedral, reruntuhan tembok, dan bahan bangunan yang meleleh.
Katedral sedang menjalani renovasi besar-besaran. Pada pekan lalu, 16 patung yang merepresentasikan 16 Rasul dan empat penginjil diangkat dengan crane agar menara dapat direnovasi. Kepada New York Times pada 2017 juru bicara Notre-Dame Andre Finot mengatakan katedral ini membutuhkan pemulihan besar-besaran dan mahal.
Gargoyles yang rusak dan langka yang runtuh sudah digantikan dengan pipa plastik dan papan kayu. Penopang atap sudah menghitam karena polusi udara dan terkikis air hujan. Pinnacel, ornamen arsitektur di atas menara, juga sudah disangga dengan blok kayu dan diikat dengan tali.
Di beberapa tempat tembok yang berbahan baku batu kapur juga hancur karena sentuhan tangan-tangan pengunjung. Profesor ilmu api dari John Jay College Glenn Corbett mengatakan pekerjaan konstruksi dan renovasi memang kombinasi pekerjaan yang berbahaya.
"Dalam sejarahnya gereja dan sinagog dan rumah biadah lain sering menjadi korban kebakaran konstruksi," kata Corbett.
Ia menjelaskan ada banyak alasan mengapa pekerjaan konstruksi membuat sebuah bangunan rentan dengan kebakaran. Mulai api dari obor, percikan tukang las, dan bahaya lainnya seperti tercecernya bahan baku yang mudah terbakar.