Kamis 02 May 2019 22:53 WIB

Darmin: Potensi Ekonomi Ibu Kota Baru Tunggu Perencanaan

Bappenas masih menghitung persis biaya pemindahan ibu kota.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Foto: dok. Biro Humas Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pihaknya masih akan menunggu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait wilayah yang akan menjadi ibu kota baru. Darmin menilai, potensi ekonomi wilayah baru ibu kota masih akan tunggu pembahasan.

“Kita tunggu dulu, Bappenas juga pasti lagi hitung-hitung dulu,” kata Darmin saat ditemui Republika.co.id, di Kantor Kementerian Perekonomian, Kamis (2/5) malam.

Baca Juga

Sebelumnya diketahui meski pemutusan ibu kota baru belum ditetapkan. Sejumlah daerah potensial yang akan menjadi wilayah ibu kota meliputi wilayah di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Adapun wilayah Kalimantan paling diunggulkan sebab berada di dilayah pertengahan dan memiliki resiko kebencanaan yang minim.

Darmin mengatakan, saat ini pihaknya belum dapat menentukan alokasi anggaran yang akan disusun terkait pemindahan ibu kota. Sebab, kata dia, saat ini masih berlangsung tahapan yang masih berjalan dan akan menunggu evaluasi serta masukan-masukan dari tim pemindahan ibu kota.

Rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta sebenarnya bukan isu baru. Sejak era pemerintahan Presiden Soekarno, wacana pemindahan ibu kota sudah terdengar. Hingga saat ini, rencana pemindahan tersebut belum kunjung terealisasi karena belum ada perencanaan dan detail teknis yang ada.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengatakan, perencanaan pemindahan ibu kota baru harus disusun dengan matang sebab membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Adapun anggaran tersebut diprediksi mencapai Rp 466 triliun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement