Jumat 10 May 2019 20:36 WIB

Pengamat: Aksi People Power Berpotensi Ditunggangi Teroris

Teroris bisa berbaur dengan massa gerakan itu untuk mengincar aparat keamanan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Pengamat terorisme Al Chaidar.
Foto: Antara
Pengamat terorisme Al Chaidar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, mengatakan, gerakan people power berpotensi ditunggangi oleh kelompok terorisme. Mereka bisa berbaur dengan massa gerakan itu untuk mengincar aparat keamanan.

"Bisa (terjadi kemungkinan ditunggangi). Sudah ada contohnya di Somalia, Sudan," ujar Al Chaidar saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (10/5).

Menurutnya, kelompok teroris itu bisa saja ikut berbaur dan menyaru sebagai demonstran. Dengan begitu, mereka bisa memiliki jarak yang lebih dekat dengan target mereka, yakni kepolisian. Kelompok teroris itu tidak akan segan melakukan aksi di tengah kerumunan massa.

"Targetnya (kelompok teroris) ini membunuh polisi dan merampas senjatanya," tutur dia.

Untuk mencegah hal itu dapat terjadi, ia mengatakan, pemangku kepentingan harus mendengarkan apa yang disuarakan oleh kelompok yang menyuarakan gerakan people power itu. Menurutnya, mereka akan berhadapan dengan rakyat yang memang memiliki kekuatan besar.

"Untuk mencegahnya, pemerintah tidak boleh curang dan harus memproses hukum siapapun yang curang," katanya.

Sebelumnya, Mabes Polri menganalisis seruan people power ditunggangi oleh kelompok terorisme di dalam negeri. Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kelompok garis keras Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menunggu momentum untuk melaksanakan aksi terorisme.

Dedi mengatakan, momen tersebut bersamaan dengan aksi massa penolakan hasil Pemilu 2019 oleh salah satu kontestan Pilpres 2019. “Menjelang tanggal penentuan hasil pemilu ini, akan ada banyak aksi massa yang mereka manfaatkan. Ini merupakan suatu momentum kelompok terorisme untuk melakukan serangan,” kata Dedi di Mabes Polri, Kamis (9/5).

Penentuan hasil Pemilu 2019 akan mencapai puncaknya pada 22-24 Mei mendatang. Menuju ke hari penentuan tersebut, sejumlah tokoh dan simpatisan politik salah satu pasangan capres/cawapres menyerukan people power.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement