REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) menanggapi kabar di media sosial yang menyebut seolah terjadi penggelembungan suara di Pilpres 2019 dibanding di Pilkada Jateng dan Jatim. TKN mengatakan, perbedaan total suara antara Pilkada dan Pilpres 2019 karena adanya peningkatan jumlah pemilih dan tingkat partisipasi pemilih.
"Di Pilkada Jatim 2018 tingkat partisipasi pemilih hanya 69,55 persen, sedangkan pada Pilpres 2019 partisipasi pemilih di Jatim mencapai 80 persen," kata Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (13/5).
Lukman melanjutkan, di Jateng partisipasi pada Pilgub 2018 hanya 73,2 persen. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, partisipasi pada Pilpres 2019 di Jateng mencapai 82,5 persen.
Lukman mengungkapkan, sebelumnya beredar isu di media sosial terkait Pilgub Jateng 2018 total suara 17.630.687 sedangkan total suara untuk Pilpres di Jateng 21.769.958. Disebutkan juga total suara di Pilgub Jatim 19.541.232 sedangkan total suara untuk Pilpres 2019 di Jatim 24.672.915.
Lukman lantas balik bertanya terkait hasil Pilpres 2019 di Jabar. Dia mengaku heran di media sosial tidak disinggung soal peningkatan jumlah suara pada Pilpres dibandingkan Pilgub Jabar.
Dia melanjutkan, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kemenangan di daerah tersebut. Namun, dia mengatakan, tidak ada yang menyinggung soal peningkatan sampai 2 juta suara pada Pilpres dibandingkan Pilgub Jabar.
"Kami menduga mereka cuma singgung Jatim dan Jateng karena PaknJokowi menang besar di kedua provinsi. Jadi tujuannya ialah mendistorsi hasil penghitungan suara di Jatim dan Jateng," kata Lukman lagi.