Selasa 14 May 2019 22:15 WIB

KAI Jelaskan Kemungkinan Pergeseran Penumpang Pesawat

Direktur KAI menjelaskan kemungkinan pergeseran penumpang pesawat ke moda kereta

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro (kanan) menggunting pita saat acara peluncuran rangkaian Kereta Penolong di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jumat (15/3).
Foto: Abdan Syakura
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro (kanan) menggunting pita saat acara peluncuran rangkaian Kereta Penolong di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- - Direktur Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menjelaskan terkait adanya pergeseran dari penumpang pesawat ke moda kereta. Hal ini akibat harga tiket pesawat yang masih amat mahal.

"Logikanya begitu, tapi KAI kan nggak seperti pesawat terbang, kalau kurang dia bisa sewa dari Singapura terbang ke sini," kata Edi saat dalam Silaturahmi dan Buka Bersama Manajemen KAI di Jakarta, Selasa (14/5).

Baca Juga

Sementara itu, lanjut dia, saat ini sudah tidak ada lagi kereta tambahan setelah dioperasikan untuk 50 rute pada angkutan Lebaran 2019."Jadi armada yang sudah dikerahkan ini sudah habis," katanya.

Jumlah kursi pada KA tambahan sebanyak 247 ribu kursi per hari atau naik dari ketersediaan tahun lalu, yaitu sebanyak 236 ribu kursi per hari. Sehingga, lanjut dia, total kursi yang tersedia yaitu 6,4 juta kursi tambahan pada Lebaran 2019

Sementara itu, dihubungi terpisah Vice President Komunikasi Perusahaan KAI Edy Kuswoyo mengatakan peningkatan tarif tiket pesawat tidak serta merta meningkatkan volume penumpang kereta api, apabila ada jumlahnya tidak signifikan.

Dia menambahkan diperlukan survei terlebih dahulu kepada penumpang untuk mengetahui jumlah penumpang dari pergeseran tersebut. "Untuk persennya, harus survei dulu ke penumpang," katanya.

Fenomena mahalnya tiket pesawat terus bergulir sejak akhir 2018 hingga saat ini yang disinyalir menyebabkan pergeseran penumpang ke moda darat dan kereta api. Hal itu terlihat pada peningkatan jumlah pemudik kereta terbanyak pada Lebaran 2019 ini.

Berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun ini, karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang (30 persen), mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang (28,9 persen), kereta api sebanyak 2.488.058 orang (16,7 persen), pesawat sebanyak 1.411.051 orang (9,5 persen), dan menggunakan sepeda motor sebanyak 942.621 orang (6,3 persen), dan sisanya menggunakan moda lain.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement