Rabu 22 May 2019 09:51 WIB

Jalan KS Tubun Ditutup, Pengendara Kebingungan

Aparat kepolisian masih berjaga di kawasan terbebut.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Bentrok antara polisi dan massa aksi di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Bentrok antara polisi dan massa aksi di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat kerusuhan yang terjadi di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat pada Rabu (22/5) dini hari, Jalan KS Tubun hingga kini masih ditutup dan tak dapat dilintasi oleh kendaraan. Sejumlah petugas kepolisian juga masih terlihat berjaga di kawasan tersebut.

Hal tersebut membuat banyak pengendara sepeda motor kebingungan untuk mencapai tujuan. Warga, Rino (27 tahun), mengaku kerepotan dengan adanya penutupan Jalan KS Tubun. "Iya mas, kalau mutar jauh sekali, jalan ini yang bisa cepat ke tujuan saya. Tapi malah ditutup begini, saya bingung mau lewat mana," ujar Rino, Rabu (22/5).

Baca Juga

Ia mengaku tak menyangka, bahwa kerusuhan tersebut dapat melebar sampai wilayah Petamburan. Apalagi terdapat sejumlah oknum yang sampai membakar Asrama Brimob. "Berani sekali itu orang-orang, Asrama Brimob loh, pas dekat jam sahur lagi peristiwanya. Semoga aja cepat ditangani, biar jalan juga bisa dibuka," ujar Rino.

Hal serupa juga diungkapkan warga lainnya, Miftahul Haris (45). Ia yang ingin berangkat menuju kantornya, mengaku pusing dengan adanya penutupan dan insiden di Petamburan. "Tidak terlalu hafal jalan yang masuk-masuk gang. Tanya sama orang sini katanya agak jauh lewatnya. Sepertinya harus izin kerja hari ini," ujar Haris yang bertempat tinggal di Matraman, Jakarta Timur.

Ia pun menyayangkan adanya insiden ini. Menurutnya, kerusuhan ini tak perlu terjadi karena permasalahan perbedaan pilihan. "Apalagi ini bulan Ramadhan, seharusnya cari pahala sebanyak-banyaknya. Yang kerja juga pasti cari tambahan buat lebaran nanti, kalau begini merugikan semuanya," ujar Rizki.

Berdasarkan pantauan, hingga kini, sejumlah petugas kepolisan lalu lintas masih berjaga di Jalan KS Tubun. Sejumlah cone berwarna jingga juga digunakan untuk menutup akses jalan.

Sejumlah pengendara motor yang memaksa untuk melintas juga langsung diberhentikan oleh polisi. Mereka dianjurkan untuk mencari jalan alternatif lain untuk mencapai tujuannya

Adapun pembakaran asrama Brimob berawal ketika polisi membubarkan paksa massa yang berkumpul di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Selasa (21/5) malam. Massa yang tidak puas dengan hasil Pemilu telah bubar usai melainkan salat tarawih di depan Bawaslu.

Namun, menjelang tengah malam, muncul kelompok massa lagi di depan Gedung Bawaslu, sehingga polisi membubarkan secara paksa. Tindakan ini memicu bentrokan. Bahkan, sebagian massa menggunakan bom molotov.

Polri pun telah menangkap 20 orang yang diduga menjadi provokator pemicu bentrok massa dengan aparat dalam demonstrasi menolak hasil pemilu 2019. Polri menyebut provokasi diinisiasi oleh massa dari luar Jakarta.

"Saat ini aparat kepolisian sudah mengamanankan lebih dari 20 orang yang diduga pelaku provokator dan melakukan tindak pidana lainnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement