REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia akan menawarkan miliaran dolar AS untuk membiayai pembangunan infrastruktur di negara-negara Pasifik. Dua orang sumber kantor berita Reuters melaporkan tawaran ini sebagai upaya Negeri Kangguru itu memotong pengaruh Cina di kawasan Pasifik.
Pasifik memiliki sumber daya kelautan yang sangat kaya. Tidak mengherankan Cina tertarik memperluas pengaruh mereka di sana. Negeri Tirai Bambu kerap membantah tuduhan tengah memperkuat pengaruh mereka di Pasifik dengan mengatakan bantuan mereka murni untuk pembangunan ekonomi.
Pada tahun lalu Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan negaranya akan menawarkan dana sebesar 2,07 miliar dolar AS berupa pinjaman bunga rendah dan hibah. Hal itu diklaim sebagai upaya memperkuat posisi mereka ke kawasan yang ia sebut 'taman kecil kami'.
Sumber Reuters mengatakan dana itu akan mulai beroperasi pada 31 Juli. Australia juga berencana untuk segera menyetujui beberapa proyek demi menunjukan komitmen mereka.
"Kami belum memutuskan proyek mana yang akan disetujui terlebih dahulu tapi rencananya stempel segera dicap," kata salah satu sumber yang mengetahui persoalan ini, Kamis (13/6).
Sumber Reuters tersebut menolak namanya disebutkan. Investasi Australia akan disalurkan ke proyek-proyek telekomunikasi, energi, transportasi dan perairan.
Dana ini akan datang sebelum Morrison mengunjungi pulau Tuvalu dalam rangka Forum Kepulauan Pasifik pada bulan Agustus mendatang. Tuvalu salah satu dari enam kepulauan Pasifik yang mengakui Taiwan yang menurut Beijing hanya salah satu provinsi Cina dan tidak punya hak memiliki hubungan diplomatik.
Dalam beberapa bulan terakhir ini Beijing mengintesifkan lobi ke beberapa negara yang mengakui Taiwan untuk mengadopsi kebijakan Satu Cina. Mereka mendesak negara-negara itu untuk berpaling dari Taiwan dan mendukung Cina.
Pada akhir bulan lalu, Morrison menjadi perdana menteri Australia pertama yang mengunjungi Kepulaun Solomon, negara Pasifik lainnya yang mengakui Taiwan.